SOLOPOS.COM - Buruh tani merontokkan padi saat panen raya di persawahan Desa Kedungori, Dempet, Demak, Jateng, Jumat (26/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data, pada Agustus 2021 harga gabah di tingkat petani baik gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) secara month to month (m-t-m) naik. Kenaikan harga gabah di tingkat petani ini juga turut diikuti oleh meningkatnya nilai tukar petani (NTP).

“Selama Agustus 2021, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.448,00 per kg atau naik 3,19 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, dalam konferensi pers secara daring, Rabu (1/9/2021).

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Tak hanya harga GKP, Setianto juga mengungkapkan rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani juga naik. “Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.038,00 per kg atau naik 3,37 persen,” sebutnya.

Baca juga: Kering Kerontang, Air di Waduk Lalung Karanganyar Tinggal Segaris

Kenaikan harga gabah di tingkat petani turut diikuti oleh meningkatnya nilai tukar petani dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP). Keduanya kerap dijadikan indikator kesejahteraan petani nasional. Secara keseluruhan, NTP pada Agustus 2021 mencapai 104,68 atau meningkat 1,16 persen dari bulan sebelumnya. Sementara NTUP juga mengalami kenaikan, mencapai 104,80 atau meningkat 1,00 persen dari sebelumnya.

Kenaikan NTP dan NTUP pada Agustus ini tak lepas dari meningkatnya indikator kesejahteraan petani subsektor tanaman pangan.

“NTP tanaman pangan mencapai 97,65 atau meningkat 1,39 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara NTUP tanaman pangan mencapai 97,79 atau meningkat 1,24 persen dibanding Julib 2021,” sebut Setianto.

Baca juga: Asyik! Pemerintah Batalkan Rencana Pajak Sembako

Harga Gabah Terus Dijaga

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengungkapkan harga gabah di tingkat petani sangat penting untuk terus dijaga. Petani harus bisa menikmati keuntungan dari hasil produksi.

“Data bulan Agustus ini menunjukkan bahwa harga gabah di tingkat petani menjadi penting bagi penerimaan pendapatan petani. Karena itu, gabah di tingkat petani harus bisa diserap dengan harga yang bisa menguntungkan mereka,” jelas Kuntoro.

Harga gabah di tingkat petani yang terbilang baik pada bulan ini juga masih diikuti dengan stabilnya harga. Juga tersedianya stok beras di pasar.

“Berdasarkan data BPS, harga beras di tingkat grosir dan eceran masih cenderung stabil. Yaitu sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya. Masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,03 persen,” ujar Kuntoro.

Baca juga: Ternyata Konimex Orang Tua Angkat UMKM Jamu di Sukoharjo Lur

Dari sisi produksi dan stok beras pun kondisi masih sangat sangat terkendali. Sampai dengan pekan ketiga Agustus 2021, stok beras nasional mencapai 7,60 juta ton. Tersebar di penggilingan 1,52 juta ton, pedagang 708.000 ton, dan Bulog sebesar 1,16 juta ton.

Menurut Kuntoro, Kementan selalu fokus menangani produktivitas dan budidaya. Sementara itu, soal harga dan stabilitas pangan pun ditangani bersama dengan kementerian dan Lembaga lain.

“Kementan terus berupaya mendorong hilirisasi produk pertanian agar memiliki nilai tambah. Sehingga petani pun bisa memiliki keuntungan yang layak seiring produksi yang meningkat. Kita syukuri, produksi beras selama kurang lebih dua tahun ini aman terkendali,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya