SOLOPOS.COM - Seorang pedagang empon-empon tengah merapikan dagangan di Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo, Selasa (3/3/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO -- Harga empon-empon naik setelah diyakini menjadi obat penangkal virus Corona (Covid-19). Empon-empon berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kenaikan harga empon-empon bervariasi. Namun, harga terbaru empon-empon setelah kenaikan menjadi Rp40.000 per kilogram (Kg) untuk jahe, kunyit Rp10.000/kg, temulawak Rp10.000/kg, dan lainnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Nama Desa Unik Soloraya: Dari Gadungan Hingga Garangan

Kenaikan itu dibidani oleh kenaikan permintaan menyusul penyebaran virus Corona di Indonesia. Permintaan itu naik hingga tiga kali lipat dibanding permintaan reguler.

Dengan mengacu harga empon-empon pascakenaikan, siapa Kabupaten di Soloraya memiliki transaksi terbesar untuk produk tanaman biofarmaka ini?

Perubahan Pemandangan Sriwedari, Mana Sajakah?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, produksi empon-empon khususnya temulawak terbesar di Soloraya ada di Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 2.196 ton pada 2018. Jumlah itu sebetulnya turun dibanding produksi temulawak pada 2016 yang mencapai 2.729 ton.

Produksi temulawak terendah diduduki oleh Kabupaten Klaten yang menghasilkan 4,1 ton (2018) atau naik lebih dari 50 persen dibanding 2016 sebesar 2,86 ton (selengkapnya lihat grafis).

Jika dihitung dengan harga empon-empon temulawak yang naik mencapai Rp10.000 per Kg, Kabupaten Sukses itu membukukan transaksi hampir Rp22 miliar. Posisi kedua diraih Kabupaten Karanganyar dengan nilai transaksi Rp2,6 miliar.

Sedangkan, untuk jahe, produksi terbesar di Soloraya tetap berada di Wonogiri. Pada 2018, misalnya, Kabupaten Sukses itu menghasilkan 8.604 ton jahe. Kendati, jumlah itu memang turun dibanding 2016 mencapai 8.945 ton.

Virus Corona Mengubah Etiket Bersua Kita

Kabupaten Karanganyar bertengger di urutan kedua dengan nilai produksi jahe mencapai 5.554 ton (2018) atau naik dari produksi dua tahun sebelumnya yang hanya 3.473 ton (selengkapnya lihat grafis).

Jika diasumsikan harga empon-empon jahe naik terkini adalah Rp40.000 per kg, perputaran uang dari komoditas jahe di Wonogiri menembus Rp344,2 miliar. Sedangkan, Kabupaten Karanganyar membukukan setidaknya Rp222,2 miliar. Sementara, Kabupaten Klaten masih menjadi yang terendah dengan nilai transaksi Rp488,8 juta.

Berikutnya adalah kunyit. Pada 2018, Kabupaten Wonogiri mampu memproduksi kunyit mencapai 17.935 ton. Produksi itu naik dibandingkan pada 2016 yang hanya 15.935 ton. Penghasil kunyit berikutnya adalah Karanganyar dengan jumlah 952,9 ton (2018) selengkapnya lihat grafis).

Transaksi dari kunyit pun tak kalah luar biasa. Jika harga kunyit mencapai Rp10.000 per kg, Kabupaten Wonogiri masih bisa membukukan transaksi Rp179,3 miliar dari kunyit. Kabupaten Karanganyar berada di urutan kedua dengan nilai Rp9,5 miliar.

Begini Dahsyatnya Erupsi Gunung Merapi 2010

Produksi kunyit di Klaten sangat rendah yakni 0,92 ton atau setara Rp9,2 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya