SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York (Solopos.com)–Harga emas kembali memecahkan rekor tertingginya, merespons semakin dalamnya krisis di Eropa kemungkinan keluarnya stimulus lanjutan dari Bank Sentral AS (The Fed).

Sejak awal perdagangan, harga emas langsung naik setelah Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke menyatakan bank sentral sedang mempertimbangkan kemungkinan tambahan kebijakan guna mendukung perekonomian jika semakin memburuk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada perdagangan, Rabu (13/7/2011), harga emas di pasar spot naik hingga 0,9% menjadi US$ 1.578,89 per ounce. Emas berjangka Agustus ditutup naik US$ 23,20 menjadi US$ 1.585,50 per ounce. Rekor tertinggi harga emas sebelumnya adalah US$ 1.575,79 per ounce yang dicetak 2 Mei lalu.

Beberapa pengamat pasar memperkirakan harga emas akan terus meningkat hingga di atas US$ 1.600 per ounce pada akhir tahun ini, sementara opsi yang bullish memperkirakan harga emas tembus US$ 1.700 per ounce pada Desember.

Kekhawatiran seputar meluasnya krisis Eropa ke Italia, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di kawasan tersebut, serta kemungkinan buntunya pembicaraan seputar utang AS terus mendongkrak harga emas.

“Kita memiliki kekhawatiran dan risiko di Eropa dan kita mendapatkan reli aset-aset-aset yang berisiko didukung pernyataan Bernanke yang mendukung The Fed untuk menstimulasi perekonomian, yang dirujuk orang-orang sebagai kebijakan Quantitative Easing 3,” ujar Jeffrey Sherman, manajer portofolio komoditas DoubleLine Capital seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/7/2011).

Emas akan mendapatkan keuntungan dari tambahan kebijakan stimulus AS karena langkah serupa sebelumnya telah melemahkan dolar AS dan mengacaukan inflasi. Sementara memburuknya krisis utang di Eropa juga akan memicu para pembuat kebijakan untuk mengeluarkan stimulus serupa yang akan menaikkan kinerja harga emas.

The Fed telah mengakhiri kebijakan pembelian surat berharga senilai US$ 600 miliar atau yang dikenal sebagao Quantitative Easing tahap 2. Tambahan uang ke sistem moneter itu secara efektif telah menurunkan suku bunga AS. Harga emas telah naik hingga 30% setelah pidato Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke pada Agustus 2010, atau setelah dimulainya kebijakan QE2.

Menurut Mark Luschini, chief investment strategis Janney Montgomery Scott, ketidakpastian finansial dan fiskal kemungkinan akan memicu pembelian emas, sehingga harganya terangkat di atas US$ 1.600 per ounce hingga akhir tahun.

“Hal terburuk untuk emas adalah jika perekonomian berjalan dengan baik sehingga Bank Sentral AS memulai normalisasi kebijakan moneter, atau kondisi di komunitas Eropa mulai pulih. Seperti yang dapat kita lihat, tidak keduanya terjadi,” ujar Luschini.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya