SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York (Solopos.com)--Harga emas kembali mencetak rekor tertingginya selama dua hari berturut-turut, dengan pemicu yang masih sama yakni memburuknya krisis utang di kawasan Eropa dan kemungkinan gagal bayar AS.

Pada perdagangan Kamis (14/7/2011), harga emas di pasar spot tercatat menyentuh rekor tertingginya di US$ 1.594,16 per ounce, sebelum akhirnya ditutup naik 0,3% ke level US$ 1.586,11 per ounce.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus juga ditutup naik 3,80 dolar menjadi US$ 1.589,30 per ounce, dan diperdagangkan di kisaran US$ 1.579,40-1.594,90 per ounce. Harga emas di pasar Asia kemarin juga sempat melonjak ke titik tertingginya di US$ 1.590 per ounce. Rekor tertinggi harga emas sebelumnya adalah US$ 1.575,79 per ounce yang dicetak 2 Mei lalu.

Dalam 9 hari berturut-turut, harga emas terus naik, hingga mencatat reli terlama sejak Oktober 2006. Harga logam berharga ini sudah naik hingga 7% dalam kurun waktu tersebut. Kini analis memperkirakan harga emas terus meningkat, bahkan mencapai US$ 2.000 per ounce.

Lonjakan harga emas hingga mendekati level US$ 1.600 itu terjadi setelah dolar AS berbalik arah setelah melemah tajam, merespons pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke soal stimulus perekonomian.

Bernanke dalam pernyataannya di depan Kongres AS hari kedua memutarbalikkan pernyataan sebelumnya soal kemungkinan pengucuran stimulus tahap ketiga. Bernanke mengatakan Bank Sentral As kemungkinan siap untuk menginjeksikan dana lagi jika perekonomian AS memburuk, namun ia menegaskan waktunya belum akan datang.

“Dolar AS, yang sudah sangat oversold. kemarin akhirnya berbalik arah terhadap semua mata uang, dan harga emas pun naik karenanya,” ujar James Dailey, manajer portofolio dari TEAM Asset Strategy Fund seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/7/2011).

Tom Fitzpatrick, kepala teknikal strategis CitiFX mengatakan, harga emas akan mencetak rekor antara US$ 1.700-US$ 1.750 per ounce dalam 2 atau 3 bulan ke depan berdasarkan momentum dan reli sebelumnya.

Sedangkan Michael Pento, ekonom senior dari Euro Pacific Capital Inc memperkirakan harga emas akan menembus US$ 2.000 per ounce jika Bank Sentral AS memulai putaran ketiga kebijakan stimulus ‘Quantitative Easing 3’. “Orang-orang akan terdorong untuk membeli emas,” ujar Pento.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya