SOLOPOS.COM - Salah satu karyawan usaha roti Bu Basuki, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, mengeluarkan roti dari pemanggang, Senin (28/2/2022). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Pengusaha roti dibuat dilematis dengan kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Mereka harus kembali berhitung biaya produksi menyusul kenaikan sumber bahan bakar utama tersebut.

Salah satu pusat produksi roti di Klaten yang juga dikenal dengan kampung roti ada di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara. Di desa tersebut, para pelaku usaha menggunakan elpiji nonsubsidi ukuran 12 kg untuk bahan bakar pemanggang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harga elpiji nonsubsidi naik mulai Minggu (27/2/2022). Harga elpiji nonsubsidi yang berlaku saat ini sekitar Rp15.500 per kg. Mengutip dari laman pertamina.com, harga jual elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg di tingkat agen berbeda di beberapa tempat. Untuk lokasi filling plant di kabupaten/kota wilayah Jawa Tengah meliputi Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, serta Tegal, harga Bright Gas 5,5 kg di tingkat agen Rp88.000 per tabung. Sementara, Bright Gas 12 kg/elpiji 12 kg Rp187.000 per tabung.

Baca Juga: Elpiji 12 Kg Naik Rp24.000, Penjual Bakso di Klaten Tak Naikkan Harga

Salah satu karyawan tempat produksi Roti Bu Basuki Desa Jonggrangan, Tri Oktaviani, mengatakan sudah menerima informasi ihwal kenaikan harga elpiji nonsubsidi mulai Minggu (27/2/2022). Hanya, elpiji yang dimanfaatkan masih menggunakan stok sebelum ada kenaikan harga.

“Terakhir kami membeli masih Rp165.000 per tabung untuk ukuran 12 kg,” kata Ovi saat ditemui di tempat produksi, Senin (28/2/2022) siang.

Ovi mengatakan selama ini sumber bahan bakar bergantung pada elpiji terutama ukuran 12 kg. Penggunaan elpiji itu terutama digunakan untuk pemanggang. Dalam sehari, usaha roti rumahan tempat Ovi bekerja membutuhkan lima tabung elpiji ukuran 12 kg. Dengan kenaikan elpiji nonsubsidi itu, Ovi mengakui cukup memberatkan.

Baca Juga: Harga LPG Nonsubsidi Resmi Naik, Bagaimana dengan Gas Melon?

“Untuk kenaikan elpiji ini berpengaruh buat kami. kami harus berkalkulasi lagi karena elpiji ini penting. Proses pematangan menggunakan bahan bakar dari elpiji 12 kg,” kata Ovi.

Ovi belum mengetahui apakah harga jual roti bakal dinaikkan lantaran harus menghitung ulang biaya produksi. Selain itu, belum lama ini harga jual roti sudah dinaikkan sebesar Rp500 hingga Rp1.000 lantaran kenaikan elpiji akhir Desember 2021 ditambah kenaikan komoditas bahan baku lainnya.

Saat ini, harga jual roti belum berubah dengan Rp21.000 per kardus untuk ukuran kecil dan Rp42.000 per kardus untuk ukuran besar. “Kami akan kalkulasi lagi agar tidak memberatkan bagi konsumen,” ungkap dia.

Baca Juga: Harga Gas Nonsubsidi Naik, Lonjakan Gas Melon di Klaten Diwaspadai

Pengusaha roti Bu Legi, Ratna, mengaku belum mengetahui kenaikan harga epliji 12 kg. Jika kembali mengalami kenaikan, dia mengaku hal itu memberatkan pelaku usaha termasuk usaha roti.

Dia menjelaskan untuk saat ini harga beberapa bahan baku mengalami kenaikan seperti margarin serta telur. Jika elpiji kembali naik, dia pun harus menghitung ulang harga jual roti agar tak merugi.

“Kami menghitung ulang. Mohon kebijakan dari pemerintah karena kondisi pelaku usaha roti akibat pandemi saat ini belum benar-benar pulih,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya