SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Sukoharjo meroket hingga Rp37.000 per kilogram (kg) saat libur perayaan Natal dan Tahun Baru. Harga daging ayam naik Rp1.000 hingga Rp2.000 per kg setiap hari sejak akhir pekan lalu.

Harga itu hampir menyamai harga daging ayam saat Lebaran lalu yang mencapai Rp40.000 per kg. Pantauan Solopos.com di Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo, Selasa (25/12/2018), kenaikan harga itu tak lepas dari meningkatnya permintaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Seperti pada Selasa itu, pasar terbesar di Sukoharjo itu ramai pengunjung. Mereka berjubel di lorong-lorong pasar dan lapak para pedagang. Tak sedikit ibu-ibu mengajak anak-anak mereka yang tengah libur sekolah. Tingginya tingkat permintaan memicu kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok.

Kenaikan harga komoditas pangan yang paling mencolok adalah daging ayam yang melonjak tajam sejak akhir pekan lalu. Hampir setiap hari harga daging ayam naik Rp1.000 per kg-Rp2.000 per kg.

“Harga daging ayam masih bekisar Rp32.000 per kg pada akhir pekan lalu. Setiap hari ada kenaikan harga. Sekarang harga daging ayam mencapai Rp37.000 per kg,” kata Jarno, seorang pedagang daging ayam di Pasar Ir. Soekarno, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Tak menutup kemungkinan harga daging ayam terus membubung tinggi hingga malam pergantian tahun. Jarno memprediksi harga daging ayam menembus Rp40.000 per kg saat perayaan malam tahun baru.

Kondisi ini tak berbeda jauh saat kenaikan komoditas pangan itu menjelang Lebaran. Kala itu, harga daging ayam naik signifikan hingga menembus Rp40.000 per kg.

“Bisa jadi harga daging ayam bakal terus melonjak hingga awal 2019. Tingginya tingkat permintaan diperkirakan bertahan hingga pekan depan,” ujar dia.

Untungnya meski permintaan meningkat dan harga juga naik, pasokan daging ayam dari peternak tak berkurang setiap hari. Masyarakat bisa memborong daging ayam sebagai bahan utama memasak menu makanan yang disajikan saat libur Natal dan Tahun Baru.

Pedagang daging ayam lainnya, Sumarsono, mengungkapkan libur perayaan Natal dan Tahun Baru berbarengan dengan masa libur sekolah. Para perantau atau kaum boro berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga.

Biasanya, masyarakat memasak makanan dalam jumlah besar saat berkumpul dengan keluarga. “Kondisinya mirip menjelang Lebaran. Masyarakat membeli daging ayam dua kali lipat dibanding hari biasa,”kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya