SOLOPOS.COM - ilustrasi (mikohiro.blogspot.com)

ilustrasi (mikohiro.blogspot.com)

KULONPROGO—Harga cengkih terus beranjak naik meskipun masih masa panen raya. Meski demikian, petani cengkih di Pegunungan Menoreh tetap memilih menyimpan cengkih mereka dan menunggu harga tinggi untuk menjualnya.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Wiwid, petani cengkih di Dusun Sumbo Desa Gerbosari Samigaluh mengungkapkan harga cengkih kering saat ini Rp95.000 per kilogram, naik dari saat awal di bulan Juni yakni Rp80.000 per kilogram dan pertengahan panen menjelang lebaran yakni Rp85.000 per kilogram. “Kami berharap harganya terus naik,” ungkapnya belum lama ini.

Ia memiliki 30 batang pohon cengkih, yang menghasilkan sekitar 20 kilogram cengkih basah per hari. Untuk memetiknya, ia menggunakan empat orang tenaga petik yang diberi upah Rp40.000 per hari. Hasil panen cengkih, hanya beberapa kilogram yang dijual dalam bentuk basah usai petik, selebihnya ia simpan kering.

Penjualan cengkih basah terpaksa dilakukan untuk membayar upah tenaga tersebut. harga cengkih basah saat ini Rp32.000 per kilogram meningkat dari sebelumnya yang sebesar 25.000 per kilogram. Tiga kilogram cengkih basah akan menghasilkan satu kilogram cengkih kering. Dari cengkih yang disimpan,  saat ini, Wiwid mengaku masih memiliki 40 kilogram kering. “Belum mau dijual, tunggu harga lebih tinggi lagi,” katanya.

Petani lain dari Dusun Karang, Harso bahkan belum pernah menjual cengkihnya sejak awal panen. Hasil panen 40 pohonnya ia jemur hingga kering dan disimpan hingga mencapai puluhan karung. Ia sendiri mengaku tidak pernah menghitung berapa jumlah cengkih di gudangnya.

Menurut dia, cengkih bisa bertahan tanpa batas waktu, sehingga ia hanya akan menjual saat waktunya tepat. “Mungkin nanti kalau harganya sampai Rp200.000 per kilogram, atau saat butuh uang,” kelakarnya.

Petugas Penyaji dan Pengolah Data (P3D) Pertanian Samigaluh, Winarno menduga terus melambungnya harga cengkih terjadi karena banyak petani memilih menyimpan, dan tidak menjual semua hasil panennya. “Jadi, meski panen raya, cengkih yang masuk pasaran hanya sedikit,” ungkapnya.

Menurut dia, hal ini menunjukkan petani telah menguasai hukum ekonomi. Ia berharap kondisi ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani pegunungan Menoreh ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya