SOLOPOS.COM - Ilustrasi komoditas perdagangan cabai rawit (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harga cabai tinggi menyebabkan pedagang merugi

Harianjogja.com, JOGJA-Tingginya harga cabai rawit merah tidak membuat pedagang untung tetapi malah justru buntung. Tingginya harga tersebut membuat minat beli konsumen menjadi menurun sehingga ratusan kilogram cabai menjadi tidak laku.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Hal ini dialami Randi Kurniawan, 23, pedagang cabai di Pasar Induk Giwangan. Ia mengakui harga cabai rawit stabil tinggi selama sebulan ini dan puncak tertingginya terjadi dua pekan lalu yang mencapai Rp117.000 per kilogram (kg).

Harga tersebut terbilang tinggi sehingga membuat pedagang kecil yang membeli cabai rawit di Pasar Induk Giwangan mengurangi porsi pembeliannya. Hal itu terjadi karena permintaan cabai rawit dari tingkat rumah tangga juga menurun.

Kondisi itu membuat Randi merugi jutaan rupiah karena satu kuintal cabai rawit merah yang saat itu ia jual Rp110.000 per kg tidak laku. Selama tiga hari tidak ada konsumen yang membelinya.

“Malah rugi karena keburu busuk dan akhirnya saya buang,” katanya pada Harianjogja.com sembari mengemas cabai keriting hijau dalam plastik ukuran 10kg.

Sejak harganya mahal, Randi mengurangi porsi penjualan cabai. Biasanya bisa menjual 2 kuintal, sekarang hanya 1 kuintal saja.

Menurutnya, kenaikan harga cabai yang cukup signifikan ini terjadi karena faktor cuaca. Buah cabai menjadi mudah cepat busuk karena sering terguyur hujan. Kondisi ini membuat pasokan cabai di tingkat petani Jogja menjadi berkurang. Ia sendiri mendatangkan cabai dari Wonosono. Menurutnya cabai di daerah itu cenderung lebih besar dibandingkan dari Temanggung dan Muntilan.

Sementara harga cabai keriting besar cenderung stabil. Randi menjual cabai keriting merah dengan harga Rp42.000 per kg dan keriting hijau Rp20.000 per kg. Meski murah, perputaran paling cepat tetap terjadi pada cabai rawit merah. “Perputarannya cepat, cepat laku, barangnya terbatas, ya sudah harganya jadi tinggi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya