SOLOPOS.COM - Konsumen mengamati cabai rawit merah atau sret di los lantai I Pasar Kota Wonogiri, belum lama ini. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga cabai rawit merah atau sret eceran di Pasar Kota Wonogiri terpantau stabil tinggi, yakni Rp80.000/kg. Diduga hal itu karena produksi belum pulih seperti semula. Untuk diketahui, harga komoditas di Pasar Kota Wonogiri menjadi patokan di pasar lain di Wonogiri.

Pedagang di los lantai I Pasar Kota Wonogiri, Warni, Kamis (21/1/2021), menginformasikan harga cabai sret masih Rp80.000/kg. Harga itu bertahan sejak sebelum momen Libur Natal 2020 lalu. Bahkan, harga pernah mencapai Rp90.000/kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jangan Lengah! Vaksinasi Covid-19 Tak Lantas Bikin Orang Jadi Kebal

Lantaran masih tinggi, Warni melayani pembelian minimal 0,5 ons seharga Rp5.000. Namun, jika konsumen membeli Rp3.000 dia tetap melayani. “Kalau ada yang beli Rp3.000 saya ambilkan sejumput,” kata Warni.

Dia menyebut harga Rp80.000/kg jauh lebih tinggi dari pada kondisi normal. Sebelum naik, harga cabai sret Rp60.000/kg bahkan lebih murah. Menurut Warni kondisi itu disebabkan produksi di tingkat petani masih belum pulih.

Produksi tak maksimal karena sebelum mencapai usia tua atau berwarna merah, cabai rontok terlebih dahulu. “Ini masih penghujan, jadi produksinya belum seperti sebelumnya,” imbuh Warni.

Harga Cabai Jenis Lain

Cabai jenis lain, yakni rawit putih naik lagi setelah sebelumnya sempat turun di harga Rp28.000/kg. Saat ini cabai rawit putih seharga Rp35.000/kg. Harga pernah menyentuh di level tertinggi, yakni Rp40.000/kg pada akhir 2020 lalu. Sementara, harga cabai jenis lainnya turun.

Cabai tampar merah sebelumnya Rp60.000/kg lalu turun menjadi Rp50.000/kg kini menjadi Rp40.000/kg. Cabai tampar hijau dari sebelumnya Rp30.000/kg sekarang menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit hijau botol tetap seharga Rp50.000/kg.

Petani cabai di Desa Jimbar, Kecamatan Pracimantoro, mengonfirmasi produksi cabai belum bisa maksimal. Salah satu petani, Sutrisno, mengatakan petani memanen cabai lebih dini. Jika dibiarkan hingga mencapai usia tua atau berwarna merah, cabai membusuk. Itu karena tanaman mendapat asupan air berlebih mengingat saat ini penghujan.

5 Makanan yang Bisa Bikin Bokong Gede dan Montok, Semuanya Enak Hlo

Selain itu sekarang sedang ada serangan lalat buah. Ketika cabai sedikit tua, hama tersebut langsung menyerang yang membuat cabai cepat membusuk. Petani sudah memasang perangkap. Namun, lantaran populasi sudah tak terkendali sehingga banyak lalat buah yang lolos perangkap.

“Mau enggak mau petani memanen cabai rawit sebelum rontok. Dari pada enggak panen sama sekali, petani memilih panen dini, meski harga jual cabai rawit putih lebih rendah dari pada rawit merah,” ucap Sutrisno yang juga Kepala Desa Jimbar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya