SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, SURABAYA–Komoditas cabai rawit menjadi penyumbang utama inflasi di Jawa Timur yang mencapai 0,16% pada Juli 2019, bahkan diperkirakan harga cabai rawit masih tinggi karena ada peningkatan permintaan pasar menjelang Hari Raya Iduladha pada Agustus ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono mengatakan selama Juli 2019, cabai rawit mengalami perubahan harga sampai 128,71%. Selain itu, komoditas emas perhiasan dan daging ayam ras turut menyumbang inflasi dengan kenaikan harga masing-masing 3,42% dan 3,97%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk cabai rawit ini memang bisa jadi karena permintaan meningkat tapi belum musim panen, sehingga pasokannya tidak banyak. Selain itu, mungkin juga karena faktor cuacanya ada yang cocok terlalu panas, atau terlalu dingin sehingga mempengaruhi produksi cabai rawit,” katanya saat paparan Berita Rilis Statistik, Kamis (1/8/2019).

Menurutnya, saat ini Dinas Pertanian Jatim sedang berupaya agar produk hortikultura ini bisa berproduksi setiap bulan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saat itu, dan ketersediaan komoditas tidak terganggu.

“Yang terjadi selama ini kan kalau pas belum panen, kebutuhan meningkat, pasokan kurang harganya langsung melonjak tajam. Sebaliknya saat musim panen melimpah, harganya bisa hancur lalu petani rugi,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia – Jawa Timur, Nanang Triatmoko mengatakan menjelang Hari Raya Iduladha memang ada kenaikan permintaan, hanya saja kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan volume produksi.

“Bulan ini volume cabai akan naik karena memasuki awal panen, tapi kenaikannya belum bisa menyamai kenaikan permintaan, makanya harga cabai rawit di tingkat petani sampai saat ini masih tinggi sekitar Rp70.000 – Rp72.000/kg, dengan fluktuasi harga tiap hari sekitar Rp3.000 – Rp5.000,” jelasnya.

Nanang menjelaskan pengiriman cabai rawit asal Jatim ke Jakarta harganya sekitar Rp72.000/kg. Sedangkan yang dikirim ke Bali harganya mencapai Rp75.000/kg.

Dia menambahkan, saat ini sentra cabai yang akan memasuki musim panen yakni Banyuwangi dan Blitar dengan luasan panen sekitar 4.000 ha. Dengan adanya panen tersebut, diperkirakan harga cabai rawit akan turun dalam satu atau dua bulan ke depan, tetapi hanya turun sedikit demi sedikit.

“Musim kemarau ini tidak terlalu berpengaruh terhadap tanaman cabai di sentra-sentra yang produktivitasnya rata-rata 8 ton/ha. Namun kalau ada hujan, produksinya akan lebih bagus dan sempurna dengan rata-rata produktivitas 10 ton/ha,” imbuhnya.

Nanang menambahkan, sementara untuk komoditas cabai merah menjelang Iduladha ini diperkirakan permintaan pasar juga akan naik, tetapi harganya masih cenderung stabil sekitar Rp33.000/kg.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rerata cabai rawit di Jatim per 1 Agustus 2019 ini mencapai Rp74.994/kg.

Harga tertinggi berada di Kabupaten Lumajang Rp83.333/kg dan harga terendah ada di Kota Mojokerto Rp63.500/kg. Harga rata-rata cabai rawit di Jatim ini terus merangkak naik dibandingkan seminggu sebelumnya yang rerata hanya Rp70.663/kg.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya