SOLOPOS.COM - Petani cabai merah di Desa Bugel, kecamatan Galur tengah memanen cabai yang sudah matang, Minggu (11/5/2014). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Turunnya harga cabai merah bikin petani di desa Bugel, kecamatan Galur resah. Stok cabai yang melimpah di Sumatra membuat petani cabai di daerah ini memilih menunggu stok disana habis.

“Harapannya stok cabai disana cepat habis, dan saat panen nanti kami bisa jual dengan harga yang semestinya,” ujar salah satu pemilik lahan cabai, Krisnanti, Minggu (11/5/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Krisnanti mengatakan panen raya di Sumatra membuat pasokan cabai di tingkat petani cabai terutama di Kulonprogo meningkat. Tak heran bila harga cabai pun ditawar rendah oleh para tengkulak. Banyak cabai merah dari Sumatra dipasok ke daerah-daerah utama.

“Sumatra sedang panen raya. Banyak dipasok ke Jakarta, dan daerah lain. Kami memilih menanti, nanti tangga 1 bulan depan semua cabai kami baru akan mulai dipanen,” jelas Krisnanti.

Turunnya harga cabai yang dibeli para pedagang pada petani kian rendah. Purwati, petani cabai lainnya mengatakan harga yang ditawar tengkulak bahkan tak dapat menutup biaya pengelolaan dan lain-lain.

“Malah bulat beli bensin seliter tidak cukup. Harganya [cabai] turun terus,” ungkap Purwati.

Harga cabai yang telah dikumpulkan ke kelompok tani, kata Krisnanti akan dilelang kepada para pedagang besar. Harganya pun tergantung hasil pelelangan yang dilakukan tengkulak.

“Harganya tergantung sama yang beli, ada yang nawar Rp4.000, Rp5.000, atau Rp6.000 per kilogramnya,” papar Krisnanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya