SOLOPOS.COM - Harga cabai di wilayah Sukoharjo terus turun dipengaruhi berlimpahnya pasokan. Foto diambil Jumat (8/5/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Harga cabai di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo terjun bebas pada pertengahan Ramadan ini. Pedagang menyebut penurunan harga itu berangsur-angsur terjadi sejak tiga pekan lalu.

Kondisi itu berbeda dibanding Ramadan tahun lalu di mana harga cabai merangkak naik hingga mencapai Rp70.000/kg. Kini harga cabai jenis yang sama hanya Rp18.000 per kg.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pedagang cabai di Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo, Sihyem, 40, menuturkan harga cabai mulai turun sejak tiga pekan lalu. Harga cabai berbagai jenis secara bertahap turun dengan kisaran Rp1.000 hingga Rp5.000 per sekali turun.

10 Hari Kasus Positif Covid-19 di Wonogiri Tak Bertambah, Tetap 10 Orang

Dia memerinci harga cabai rawit merah dari semula Rp35.000 per kg, saat ini menjadi Rp18.000 per kg. Begitu pula harga cabai rawit hijau dari Rp30.000 per kg menjadi Rp15.000 per kg.

Harga cabai merah keriting di Sukoharjo dulu bisa mencapai Rp70.000/kg kini tinggal Rp18.000 per kg. Cabai merah besar Rp15.000 per k dan cabai hijau besar Rp15.000 per kg.

"Harga cabai turun terus. Padahal biasanya Ramadan seperti sekarang harga cabai naik. Dulu cabai merah keriting harganya bisa sampai Rp70.000 per kg. Sekarang hanya Rp18.000 per kg ," katanya.

Bandel, Pemudik Kacangan Boyolali Siap-Siap Karantina Di Dekat Kuburan

Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab harga cabai terus menurun. Dia menduga penurunan harga cabai terjadi karena pasokan berlimpah namun daya beli masyarakat turun.

"Saya ini hanya kulakan cabai di Pasar Legi. Barang [cabai] harganya ditentukan dari sana [Pasar Legi]," katanya.

Pasokan Berlimpah

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo Sutarmo mengatakan penurunan harga cabai dirasakan pedagang di pasar-pasar tradisional.

Kasus Positif Corona Boyolali Jadi 14 Orang, 7 Kecamatan Risiko Tinggi

Turunnya harga cabai berbagai jenis dipicu pasokan yang berlimpah. Harga yang terjun bebas ini, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Sukoharjo, melainkan merata di sejumlah kabupaten/kota lainnya.

"Turunnya harga cabai tidak ada kaitannya dengan mewabahnya virus Corona. Memang karena stok berlimpah tapi daya beli menurun," katanya, Jumat (8/5/2020).

Sutarmo juga menyampaikan stok kebutuhan bahan pokok pangan, bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji di Sukoharjo masih aman. Belum ada temuan kelangkaan dan kenaikan harga di luar kendali sebagai dampak wabah corona saat Ramadan hingga Lebaran mendatang.

Tambah 2! Kasus Positif Covid-19 Kota Solo Jadi 25 Orang

Disdagkop dan UKM Sukoharjo akan terus memantau distribusi barang sebagai jaminan pada masyarakat. “Dampak virus corona ikut kami antisipasi. Tapi sejauh ini stok dan harga bahan pokok pangan. BBM termasuk elpiji juga masih aman. Artinya stok melimpah dan harga masih terjangkau,” ujarnya.

Disdagkop melakukan pemantauan penuh di semua pusat perdagangan barang baik di pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan modern. Khusus untuk BBM dan elpiji petugas memantau di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), agen, dan pangkalan.

"Distribusi barang tersebut masih lancar mulai dari hulu sampai hilir. Tidak ada masalah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya