SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Solo (Espos)-
-Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mulai mengantisipasi dampak kenaikan harga beras akhir tahun 2009, yang juga diprediksi bakal memicu tingginya inflasi Desember.

Sementara, dari hasil inspeksi mendadak (Sidak) TPID yakni Badan Pusat Statistik (BPS) , Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, Selasa (15/12), harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional cenderung stabil bahkan banyak yang mengalami penurunan, kecuali beras yang terus mengalami kenaikan dan gula pasir yang stabil tinggi. Kemarin, tim Sidak di Pasar Legi dan Pasar Nusukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari pantauan Espos, pedagang mulai mengeluhkan berkurangnya pasokan beras di pasar. Begitu pula, kenaikan harga beras yang cukup drastis yakni rata-rata naik Rp 500 per kilogram. Salah satu pedagang beras di Pasar Legi, Widati, menyampaikan harga beras C4 biasa, tembus Rp 6.100 per kilogram. Dari harga normal Rp 5.000 per kilogram.

“Naik bertahap. Pekan lalu masih Rp 5.800 per kilogram, sekarang Rp 6.100 per kilogram. Kemudian, C4 super masih tinggi yaitu Rp 6.500 per kilogram. Yang paling drastis kenaikannya adalah beras ketan, yang menembus Rp 8.500 per kilogram bahkan ada yang mencapai Rp 10.000 per kilogram.”

Ia menyebutkan, pasokan beras di pasar mulai berkurang. “Cari barangnya sekarang susah. Orang kalau mau beli juga mengeluh, karena harganya mahal.”

Pedagang Sembako lainnya di Pasar Legi, Anik, mengeluhkan tingginya harga gula pasir. “Masih tinggi, kalau di tingkat eceran bisa mencapai Rp 9.500 per kilogram. Kalau perlu pemerintah segera menggelar operasi pasar untuk menekan harga jual gula pasir.”

Terpisah, Kasi Distribusi BPS Solo, Bambang Nugroho, mengatakan kenaikan harga beras ini biasa terjadi menjelang masa panen. Karena, untuk kebutuhan pokok lain justru mengalami penurunan.
“Kami prediksi, kenaikan beras ini akan menyumbang angka inflasi yang cukup besar. Naik Rp 50 per kilogram saja pengaruhnya sudah sangat besar, apalagi jika naik sampai Rp 500 per kilogram.”

Antisipasi terjadinya gejolak pasar, khususnya akibat kenaikan harga beras ini juga disampaikan Kabid Perdagangan Disperindag Kota Solo, Eko Prajudhi.

“Terutama kenaikan harga beras ini yang perlu kami antisipasi. Karena untuk kebutuhan lain justru turun, karena mungkin ini bertepatan dengan Sura. Tapi beras malah naik.”

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya