SOLOPOS.COM - HARGA NAIK -- Seorang pedagang di Pasar Legi, Solo, menyortir telur dagangannya, Senin (27/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solo (Solopos.com) – Harga beras dan telur di pasar tradisonal Kota Solo naik. Harga beras naik antara Rp 400-Rp 900/kilogram (kg) dalam sepekan terakhir.Sedangkan harga telur dalam sebulan terakhir naik Rp 2.500, dari Rp 13.500/kg menjadi Rp 16.000/kg.

Pedagang Pasar Legi, Hari Sutarti, saat ditemui Espos, di kiosnya, Senin (27/6/2011), mengatakan harga beras naik berangsur setiap hari. Dalam sepekan ini kenaikan bisa mencapai Rp 900/kg. “Kenaikan harganya beda-beda, tergantung jenisnya. Ada yang naik Rp 400/kg, Rp 500/kg, Rp 700/kg, sampai ada juga yang naik Rp 900/kg selama sepekan itu,” ungkap Hari.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Dia mencontohkan, untuk beras jenis C4 biasa yang sebelumnya dijual Rp 6.200/kg-Rp 6.500/kg, kini menjadi Rp 7.000/kg-Rp 7.200/kg atau naik 13%. Sedangkan beras C4 super naik 10%, dari Rp 6.800/kg-Rp 7.000/kg menjadi Rp 7.700/kg-Rp 8.000/kg. Hari mengaku tidak tahu penyebab harga naik. Namun, dia menduga hal itu dipicu aksi sejumlah pihak yang menyimpan barang untuk persiapan bulan Puasa dan Lebaran.

Di samping itu, adanya gagal panen di sejumlah daerah akibat serangan hama dan larangan bagi petani di sejumlah daerah untuk menanam padi, juga bisa membuat harga beras bergerak naik. Hari berharap pemerintah turun tangan untuk mencegah harga terus bergerak naik. Karena jika tidak dilakukan tindakan, harga akan bergerak liar. “Baru beberapa hari lalu saya kulakan Rp 6.300/kg, sekarang harganya sudah Rp 7.000/kg. Lalu harus bagaimana saya menjualnya, harga jual malah lebih lebih murah daripada untuk kulakan lagi,” imbuhnya.

Senada, pedagang lain, Ari Sutomo, juga mengakui harga beras naik berangsur dalam sepekan terakhir. Harga beras naik rata-rata Rp 800/kg. Kendati mengakui adanya kenaikan, namun Ari menilai sejauh ini dia masih menerima pasokan beras meski jatah beras sering datang telat. “Saya juga tidak tahu mengapa, tapi belakangan pesan sekian kg tidak segera dikirim. Mungkin mereka juga menunggu pergerakan harga,” kata dia.

Soal kenaikan harga telur, sejumlah pedagang menduga hal itu terjadi karena telur dikirim ke Jakarta. Harga telur sendiri bergerak naik sejak sebulan terakhir. Semula, telur hanya dijual Rp 13.500/kg. Namun setiap pekan harga naik sampai Rp 500/kg. Kondisi itu terus terjadi hingga saat ini. Pedagang Pasar Kadipolo, Indratmi, mengatakan sebulan jelang Puasa biasanya terjadi gelombang pembelian telur dari Jakarta. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan telur untuk membuat kue Lebaran.

Para produsen kue, imbuh dia, biasanya telah memulai produksi menjelang Bulan Puasa dan selama Puasa. Apalagi untuk produsen yang sudah punya jaringan pasar, mereka akan memproduksi kue jauh hari sebelum dipasarkan sepekan atau dua pekan jelang Lebaran. “Dari peternak harga telur sudah naik. Mungkin karena ini bulan Rajab, pembuat roti di Jakarta sana sudah siap-siap stok telur. Nanti Ruwah, barang-barang sudah siap untuk produksi. Lebaran dipasarkan. Biasanya memang begitu,” terang Indratmi.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya