SOLOPOS.COM - ILUSTRASI ( Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI ( Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Pertumbuhan ekonomi Soloraya 2012 dipastikan rawan terkoreksi menyusul rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2012 berkisar 4,8%-5,3%, mengarah pada nilai terendah. Sementara tahun 2011, pertumbuhan ekonomi masih dalam kisaran itu namun mengarah ke nilai tertinggi.

“Kenaikan harga BBM pasti akan membuat biaya operasional naik. Ini berpeluang memperlambat pertumbuhan ekonomi 2012,” kata Pimpinan BI Solo, Doni P Joewono, saat ditemui wartawan, di sela-sela acara Diseminasi Kajian Ekonomi Soloraya Semester II/2011 dan Prospek Ekonomi 2012 di Sunan Hotel, Rabu (21/3/2012).

Prediksi tersebut diperkuat pertumbuhan ekonomi global yang terus turun setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Kondisi ekonomi global berimbas kuat terhadap ekspor Soloraya. Di tahun 2011, BI merilis data nilai ekspor bergerak turun. Jika tahun 2010 ekspor bisa tumbuh 28,91%, tahun 2011 pertumbuhan ekspor hanya 19,81%.

Di sisi lain, menurut Doni, perekonomian Soloraya masih terbantu dengan konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi. Konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 50% dari total belanja daerah. Kendati demikian, kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga barang naik, bisa membuat daya beli masyarakat anjlok. Pada akhirnya, kenaikan harga barang akan mendorong bergulirnya tuntutan kenaikan upah. Hal ini akan menyulitkan pelaku usaha.

“Inflasi 2012 akan tinggi disebabkan karena kenaikan harga BBM. Harga barang naik. Buruh akan mendorong kenaikan upah. Ini harus diwaspadai pelaku usaha,” ujar Doni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya