SOLOPOS.COM - Ilustrasi gabah di Boyolali. (Istimewa).

ilustrasi

KULONPROGO—Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal April mendatang dinilai akan memukul petani, termasuk di Kulonprogo. Sejumlah kalangan pun meminta harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras direvisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, kenaikan harga BBM akan berdampak pada naiknya biaya operasional pertanian. Mulai dari kenaikan harga pupuk, bibit, obat-obatan hingga perlengkapan alat-alat pertanian lainnya.

“Sayangnya, terkait kompensasi atas kenaikan harga BBM itu, kami tidak memiliki kewenangan untuk memberikan subsidi. Kompensasi tidak ada,” ungkap Bambang saat ditemui Harian Jogja di kantornya, Jum’at (16/3).

Menurut Bambang, yang bisa dilakukan untuk membantu beban petani sebagai dampak kenaikan harga BBM itu adalah dengan memberikan bantuan dan fasilitasi alat-alat pertanian. Termasuk, peningkatan infrastruktur seperti jalan dan sebagainya.

Ia berharap, kenaikan harga BBM juga diimbangi dengan evaluasi HPP gabah dan beras. Menurut dua, HPP gabah dan beras saat ini sudah kontras dengan kondisi di lapangan.

Tahun lalu, pemerintah menentukan HPP gabah kering panen (GKP) sebesar Rp2.640 per kilogram, sedangkan gabah kering giling (GKG) sebesar Rp2.685 per kilogram. Awal tahun ini, kata Bambang, harga di pasaran Rp3.200-Rp3.300 per kilogram GKP, sedangkan GKG Rp3.600-Rp3.700 per kilogram.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya