SOLOPOS.COM - Petugas dari BPBD Klaten mengisi sumur warga saat penyaluran air bersih di Jambakan, Bayat, Klaten, Selasa (27/9/2022). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — BPBD Klaten mengoperasikan lima truk tangki untuk penyaluran bantuan air bersih. Penyaluran atau dropping air bersih ke sejumlah desa di Klaten ikut terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Penyaluran air bersih dilakukan ke desa-desa yang sudah mengajukan permintaan bantuan air bersih ke BPBD. Saban hari, truk tangki BPBD menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan secara bergiliran.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hingga kini, ada tujuh desa di tiga kecamatan yakni Kemalang, Jatinom, dan Bayat yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Hingga Selasa (27/9/2022), total bantuan air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 93 tangki dengan setiap tangki ukuran 5.000 liter.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno, mengatakan alokasi anggaran yang disiapkan di APBD Klaten untuk bantuan air bersih tahun ini sekitar Rp350 juta. Sebelum ada kenaikan harga BBM, alokasi anggaran itu diperkirakan cukup untuk penyaluran bantuan air bersih sebanyak 800 tangki.

Lantaran ada kenaikan harga BBM, potensi anggaran hanya cukup untuk total bantuan air bersih sebanyak 250 tangki.

Baca Juga: Duh! 400 Keluarga di 4 Dukuh Jambakan Klaten Langganan Krisis Air Bersih

“Saat ini tinggal sekitar 200 tangki. Tetapi kalau pun nanti kurang, dropping air bersih bisa menggunakan DSP [dana siap pakai] di APBD Klaten,” jelas Rujedi, Selasa (27/9/2022).

Jenis BBM yang digunakan truk tangki BPBD yakni Dexlite. Sebagai informasi, harga BBM nonsubsidi per 1 September menjadi Rp15.900 untuk Pertamax Turbo, Rp17.100 untuk Dexlite, dan Pertamina Dex Rp17.400.

Harga ini berlaku untuk wilayah Jateng dan DIY. Sementara, harga BBM subsidi Pertalite Rp7.650, Solar Rp5.150, dan Pertamax Rp12.500.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, Desa Jambakan Bayat Dapat Dropping Air BPBD Klaten

Rujedi mengatakan berdasarkan perkirakaan BMKG, kondisi kemarau basah masih memungkinkan terjadi hingga Oktober mendatang. Sementara, curah hujan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya