JOGJA—Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DIY memprediksi sekitar 20% industri di Jogja bakal gulung tikar akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Ribuan tenaga kerja terancam PHK.
Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku
Anggota Dewan Pembina HIPMI DIY, Taufik Ridwan menyatakan, saat ini para pengusaha sudah memprediksi berbagai konsekuensi imbas kenaikan BBM per 1 April mendatang. Dari sekitar 1.300 industri yang ada di DIY, 20% di antaranya diperkirakan bakal kolaps lantaran tak mampu menanggung beban kenaikan bahan bakar.
“Yang terancam karena kenaikan BBM hampir 70 persen itu terancam dengan ketakutan kenaikan. Yang gulung tikar bisa sampai 20 persen, setelah dua tahun akan kelihatan.” ungkapnya di Kepatihan, Rabu (21/2).
Menurut dia, perusahaan tak hanya terpukul dengan beban operasional dan bahan bakar, namun juga tuntutan kenaikan upah karyawan. Saat ini saja, hampir semua karyawan menuntut kenaikan upah. Padahal per 1 Januari lalu pengusaha baru saja menaikan gaji sesuai Upah Minum Provinsi (UMP).
“Teman-teman tertekan peningkatan harga di semua lini. Semua karyawan kami menuntut kenaikan gaji, tidak bisa tidak,” ujarnya.
Menurutnya, berat bila perusahaan harus menikan lagi gaji karyawan sehingga harus menanggung berkali lipat dampak kenaikan BBM. Ia membandingkan kenaikan BBM pada tahun-tahun sebelumnya yang menyebabkan sekitar 13% industri di DIY kolap.(ali)