SOLOPOS.COM - Bawang merah (Foto: Dokumentasi)

Bawang merah (Foto: Dokumentasi)

JOGJA—Pengepul bawang merah di Bantul, bondong – bondong menjual bawang merah ke luar kota untuk mendapatkan hasil jual yang lebih tinggi.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Hal ini karenakan anjloknya harga bawang di tangan petani dan pengepul yang harganya berada dibawah Rp3.000 per kilogram. Sedangkan saat ini, jumlah bawang terus meningkat karena musim panen raya di daerah Pleret, Bantul, yang diiringi dengan menumpuknya pasokan panen bawang merah luar daerah Jogja di Pasar Beringharjo.

Aji prasetyo, Pengepul Bawang Merah di Kretek, Bantul, mengatakan satu – satunya jalan untuk dapat menaikan harga jual bawang merah adalah dengan cara menyortir bawang merah ke pasar besar yang ada di loar kota, seperti Solo, Sukoharjo, sampai Wonogiri. Dengan cara ini, harga bawang dapat naik hingga harga tertinggi Rp4.000 per kilogram.

Aksi sortir pengepul sudah berlangsung semenjak pertengahan bulan September 2012. Sekali pengiriman, pengepul dapat mengirimkan sebanyak 2 ton bawang merah. Mereka enggan untuk menjual bawang merah ke pasar lokal karena kalah saing dengan bawang dari luar kota yang harganya lebih murah. Pengepul juga sering dipertemukan dengan kondisi untuk melakukan cast bon demi melanjarkan usaha penjualan bawang merah lokal Jogja.

“Kalau jual di Pasar Beringharjo harganya sudah kalah dengan bawang dari Brebes dan Jombang karena harganya yang jauh lebih murah,” ungkap Aji, Senin (24/9/2012) kepada JIBI/Harian Jogja.

Aji mengungkapkan kondisi ini terus berulang disetiap tahunnya. Pemerintah seakan–akan tidak dapat melakukan tindakan nyata untuk memberikan kebijakan yang menjaga laju harga bawang merah agar tetap stabil ketika musim panen.

“Kami hanya dpat bermimpi untuk mendapatkan bawang mereah diharga Rp4.500 ketika musim panen,” ungkapnya.

Sebagaian besar pengepul banyak pula yang mengalami kerugian karena sudah mengahabiskan banyak biaya di transport dan retur bawang yang rusak. Sedangkan untuk menunda panen, kualitas bawang lokal hanya dapat bertahan tidak lebih dari satu bulan dengan kualitas yang semakin turun. Rahmat Santosa, pedagang bawang di Pasar Beringharjo mengatakan jika bawang lokal dari Brebes dan Jombang memiliki kualitas yang setingkat dengan kualitas bawang dari Kretek.

“Sayangnya, bawang dari Jogja harganya tidak dapat lebih murah dari bawang brebes dan Jombang,” kata Rahmat.

Pedagang mengaku bawang lokal dari luar kota lebih laku karena memiliki bentuk yang lebih besar dan juga wangi, terutama dari pamor bawang dari Brebes yang hingga kini masih menjadi primadona pedagang dalam penjualan bawang.

Selain itu, pedagang juga mendapatkan stok bawang olahan (bawang goreng) dari luar kota Jogja, yang dipasarkan dengan harga yang bersaing. Kondisi ini membuat penjualan bawang merah mentah menjadi sedikit berkurang, dan tergantikan dengan bawang olahan.

“Bawang goreng banyak dicari pembeli karena lebih praktir dan harganya yang tidak terlampau jauh,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya