SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Bank Indonesia (BI)  memprediksi Kota Solo di Jawa Tengah mengalami inflasi tipis pada Februari 2019. Hal itu seiring dengan terkendalinya daya beli masyarakat. Terlebih pada bulan ini memasuki low season sehingga sejumlah harga bahan pokok relatif aman.

Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, mengatakan inflasi pada Februari ini diperkirakan tak jauh beda dengan Januari 2019 lalu. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada bulan ini cenderung lebih landai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini yang masih menjadi perhatian adalah tarif angkutan udara. Di sisi lain, kami melihat ada komitmen pemerintah terkait harga avtur yang melejit sehingga mengakibatkan tarif pesawat terbang turut naik. Kalau permasalahan tarif ini bisa selesai maka inflasi landai,” katanya, kepada wartawan, Senin (25/2/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

Bandoe menambahkan angka inflasi diprediksi tidak berbeda jauh dengan inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,39%. Sedangkan dari sisi laju inflasi year on year (yoy) periode Januari 2019 terhadap Januari 2018 sebesar 2,29%. Menurutnya, bulan lalu sektor angkutan udara mengalami kenaikan tarif sebesar 10,04% atau menyumbang inflasi 0,1034%.

Selain tarif angkutan udara, kelompok volatile foods juga masih menjadi momok inflasi. Salah satu komoditas yang menjadi penyumbang inflasi adalah bawang putih. Terlebih bawang putih ini sebagian masih impor dan lainnya ambil dari Surabaya.

“Komoditas ini masih impor. Solusianya adalah agar ini kita harus memproduksi sendiri,” imbuhnya.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat pada Februari 2018 Solo mengalami inflasi sebesar 0,49%. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi, yakni bawang putih, beras, pepaya, daging ayam ras, bensin, lele, nangka muda, jeruk, cabai rawit, pasta gigi, bahan pelumas/oli, cabe hijau, makanan ringan/snack, air kemasan, daging sapi, dan bayam.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, minyak goreng, sawi hijau, terong panjang, wortel, labu siam/jipang, keramik, salak, dan kentang. Sedangkan laju inflasi Januari – Februari) 2018 sebesar 1,05%. Sementara laju inflasi yoy sebesar 2,49%.

Sementara itu, penyelenggaraan bulan diskon Solo Great Sale (SGS) 2019 pada Februari ini belum bisa dihitung dampaknya terhadap inflasi maupun pertumbuhan ekonomi di Solo. Hal ini lantaran transaksi selama SGS belum final hingga 28 Februari mendatang.

“Target transaksi untuk SGS 2019 ini Rp600 miliar. Memang banyak diskon, tapi di hotel atau pun pusat perbelanjaan. Sedangkan untuk volatile foods di pasar tradisional khususnya belum signifikan. Kami mesti mengecek lagi lebih lanjut,”paparnya.

Sebelumnya, jumlah transaksi pada SGS mencapai sekitar Rp300 miliar, akhir pekan lalu. Sekretaris SGS 2019, David R. Wijaya, mengatakan jumlah transaksi masih terus bertambah. Meski belum bisa menyebutkan data rinci, namun menurutnya sektor transportasi masih mendominasi jumlah transaksi yang terdata. Sedangkan transaksi di sektor perhotelan dinilai cukup bagus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya