SOLOPOS.COM - Salah satu penjual ayam tepung di Penggung, Boyolali, Suryanto, 41, saat mewadahi barang jualannya ke dalam plastik, Minggu (21/8/2022). Ia mengatakan masih menjual harga ayam tepung sebesar Rp5.000 per biji walaupun harga bahan dasar naik. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kenaikan harga komoditas pasar, seperti daging ayam, tepung terigu, dan telur membuat pedagang ayam tepung dilema. Mereka mengatakan ingin menaikkan harga ayam tepung tetapi takut pelanggan kabur.

Salah satu penjual ayam tepung di daerah Banaran, Boyolali, Sukadi, 45, mengungkapkan dirinya memilih mengambil keuntungan sedikit.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Harga awal dulu Rp4.000 per biji. Harga minyak naik, saya naikkan menjadi Rp5.000 per biji. Baru saya naikkan, harga tepung, daging, dan telur ayam naik. Mau naikkan susah, takut pelanggan kabur,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Minggu (21/8/2022).

Ia mengungkapkan saat awal-awal menaikkan harga menjadi Rp4.000 ke Rp5.000 per biji membuat penjualannya turun drastis. Baru saja penjualannya akan normal kembali, tapi harus dihadang kenaikan harga bahan dasar tepung ayam.

Ia mengatakan kenaikan paling terasa ada di harga tepung terigu. Beberapa bulan lalu, Sukadi menceritakan harga tepung kualitas premium hanya Rp180.000 per 25 kilogram.

Baca Juga: Jokowi Sebut 800 Juta Jiwa Terancam Krisis Pangan, Bagaimana Indonesia?

“Saat ini harga tepung terigu jadi Rp255.000 per 25 kilogram. Kalau harga daging dan telur ayam kan fluktuatif ya. Tapi kalau tepung ini naik terus. Jadi tepung ini masalahnya apa kok naik terus, penyebabnya itu apa saya juga tidak tahu. Belum setahun sudah naik Rp75.000 [per 25 kilogram],” kata dia.

Ia berharap harga tepung terigu dapat diturunkan sehingga ia bisa bernafas lega menikmati keuntungan. Sukadi merasa dirinya saat ini harus bertahan dengan keuntungan dari penjualan yang kecil.

Hal senada dijelaskan penjual ayam tepung lainnya di Penggung, Boyolali, Suryanto, 41, Ia juga masih bertahan menjual ayam tepung seharga Rp5.000 per biji.

“Sebelumnya Rp4.000 per biji, terus harga minyak mahal saya naikkan Rp5.000 per biji. Ini mau saya naikkan enggak bisa, takut pelanggan lari,” kata dia.

Baca Juga: Kunjungi Boyolali, Jokowi Ajak Warga Tanam Kelapa Genjah hingga Cabai

Suryanto mengaku lebih memilih mendapatkan keuntungan lebih sedikit dibanding harus menaikkan harga. Untuk meminimalisir kerugian, Suryanto mengungkapkan ia baru akan menggoreng jika stok ayam di gerobaknya sudah habis.

“Jadi saya goreng ayamnya sedikit-sedikit, takut rugi. Mau dinaikkan kok pelanggan sudah nyaman di harga segitu,” kata dia.

Ia mengaku karena kenaikan harga bahan dasar tepung ayam yang bertubi-tubi membuatnya mengurangi stok ayam yang dibawa. Ia biasanya membawa 35 kilogram daging ayam untuk digoreng dalam sehari. Sekarang tinggal 15 kilogram.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Pasar Boyolali Kota, harga daging ayam per Minggu menjadi Rp33.000 per kilogram.

Baca Juga: Harga Pangan Naik, Pedagang Boyolali: Pembeli Banyak yang Mengeluh

Kenaikan harga membuat salah satu pedagang, Saryati, 32, juga harus mengurangi daging ayam yang ia bawa dari 140 kilogram menjadi 120 kilogram dalam sehari.

“Ini harganya naik, jadi Rp33.000 dari Rp29.000 per kilogram dari seminggu [sepekan] yang lalu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya