SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan ayam potong. (Solopos/dok).

Solopos.com, SUKOHARJO – Peternak ayam di Sukoharjo terancam bangkrut akibat harga anjlok dan daya beli masyarakat melemah akibat wabah Covid-19.

Melihat harga anjlok, sejumlah peternak ayam di Sukoharjo terpaksa menjual aset berupa kandang ayam untuk bertahan hidup. Wabah Covid-19 yang kian parah membuat restoran dan warung makan tutup lantaran sepi pembeli.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Otomatis tingkat permintaan ayam potong merosot tajam dibanding hari biasa. Kondisi ini berimbas pada harga ayam potong di tingkat peternak yang terjun bebas selama satu bulan terakhir.

Harga ayam potong di tingkat peternak di Sukoharjo bekisar antara Rp10.000-Rp11.000 per kilogram. Sebelumnya, harga ayam potong di tingkat peternak Rp18.000-Rp19.000 per kilogram.

Awal Ramadan, Pasar Takjil di Manahan Solo Sepi

“Penghasilan yang didapat tak mampu menutup biaya operasional dan modal. Misalnya, modal yang digulirkan senilai Rp100 juta sementara penghasilan yang didapat maksimal Rp60 juta. Kami merugi besar akibat persebaran virus corona,” kata seorang peternak ayam asal Desa/Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Sukur, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (25/4/2020).

Rugi Terus

Menurut Sukur, sebagian peternak kecil telah menjual aset berupa kandang ayam. Mereka tidak bisa bertahan lantaran merugi setiap hari.

Padahal, para peternak ayam di Sukoharjo harus mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sukur mengaku harus memutar otak untuk menjaga kelangsungan bisnisnya agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Saya menjual langsung daging ayam kepada konsumen. Istilahnya pengecer daging ayam. Satu kilogram daging ayam dijual Rp16.000 per kilogram. Mau tak mau harus saya lakukan demi bertahan hidup dan memperpanjang napas usaha peternakan ayam,” ujar dia.

20.095 Pemudik Pulang ke Klaten, Paling Banyak Menuju Bayat

Sukur memprediksi peternak ayam rakyat berskala besar hingga kecil dipastikan gulung tikar apabila daya beli masyarakat tak kunjung meningkat. Terlebih, wabah Covid-19 tidak diketahui akhirnya.

Pernyataan senada diungkapkan peternak ayam asal Desa Pondok, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Heri Purwanto.

Tingkat permintaan dari pelanggan anjlok lebih dari 50 persen akibat wabah Covid-19. Para pelanggan seperti pengusaha restoran dan warung makan mengurangi order lantaran sepinya pembeli.

Heri terpaksa memanen ayam lebih awal untuk menekan biaya operasional dan daging ayam terserap pasaran.

“Biasanya, ayam berumur 40 hari baru bisa dipanen. Sekarang masih berumur 30 hari sudah dipanen. Biaya operasional bakal membengkak jika tak dipanen lebih awal,” terang dia.

1.689 Kendaraan Disuruh Putar Balik di Hari I Larangan Mudik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya