SOLOPOS.COM - Terong (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, BANTUL-Harga sayur mayur di Bantul kini anjlok. Tanaman semacam terong kini hanya menjadi pakan ternak karena harga jual begitu murah.

Sumadiyana, Kepala Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul yang juga petani mengungkapkan, ratusan kilogram terong kini menjadi pakan sapi lantaran petani enggan menjualanya ke tengkulak. Sebab harga terong per kilogram saat ini hanya Rp400-Rp500. Padahal beberapa bulan lalu harga komoditas ini di atas Rp3.500 per kilogram. “Sekarang terong dicampur dengan bekatul dimasak buat pakan sapi, saking murahnya,” terang Sumadiyana.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Anjloknya harga ditengarai karena melimpahnya hasil panen terong saat ini. Tak hanya di Bantul namun juga daerah lain seperti Kulonprogo atau Sleman. Sementara bila mengandalkan tanaman lain seperti tomat menurutnya juga murah. Per kilogram tomat hanya Rp1.500 di tingkat petani. “Tapi masih mending, meski murah petani masih untung, tapi kalau terong ini sudah enggak ada untungnya lagi,” imbuhnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Bagi petani yang menanam beragam tanaman selain terong seperti tomat, cabai atau kacang panjang masih beruntung karena anjloknya harga terong dapat ditutupi dengan harga jual tanaman lain. Masalahnya kata dia, masih ada petani yang memang hanya menanam terong.

Selain harga sayur mayur yang murah, petani kata Sumadiyana kini diliputi kekhawatiran kerusakan tanaman karena musim hujan sudah tiba. Sementara masih banyak lahan pertanian yang ditanami sayuran. Hortikultura selama ini paling rentan terhadap curah hujan. Sumadiyana mencatat, di Gadingharjo, kini masih terdapat sekitar 10,7 hektare lahan hortikultura mulai dari cabai, terong, kacang panjang, selada, gambas  dan kacang tanah.

“Ada yang sudah panen, ada yang baru panen. Seperti tanaman cabai rata-rata baru tiga kali petik,” jelasnya.

Bila hujan terus menerus saban hari hingga air melebihi tinggi bedengan lahan pertanian, dipastikan tanaman tersebut tak terselamatkan. Namun bila curah hujan masih rendah, tanaman hanya akan rusak seperti mudah layu dan hasilnya tidak maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya