SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA &ndash;</strong> Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyebutkan Hari <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180411/489/909647/pendidikan-solo-sistem-zonasi-pada-ppdb-bikin-smp-swasta-khawatir">Pendidikan</a> Nasional (Hardiknas) sebagai momentum menguatkan pendidikan dan kebudayaan.</p><p>"Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini mari kita eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara," ucap Muhadjir saat upacara bendera peringatan Hardiknas 2018, di Halaman Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/5/2018).</p><p>Mendikbud Muhadjir Effendy sebagaimana dilansir <em>Antara</em>, Rabu, mengingatkan 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang tokoh pendidikan Indonesia, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.</p><p>"Saya mengajak seluruh pelaku <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180406/489/908569/pendidikan-solo-disdik-kukuh-dengan-rencana-ppdb-online-untuk-sd-ini-permintaan-dprd">pendidikan</a> dan kebudayaan agar dapat meneladani Ki Hadjar Dewantara, dan menjadikan momentum peringatan Hardiknas ini untuk melakukan muhasabah, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata dia.</p><p>Dia menyampaikan terdapat tiga jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut diposisikan setara dan saling melengkapi.</p><p>"Masyarakat diberikan kebebasan memilih jalur pendidikan, dan pemerintah memberikan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut," terang Mendikbud.</p><p>Selanjutnya, dalam berkebudayaan, Indonesia adalah negara yang kaya raya dalam hal kebudayaan.</p><p>Hal tersebut, kata dia, diakui oleh Asisten Direktur Jenderal UNESCO, Fransesco Bandarin, yang mengatakan Indonesia sebagai negara adidaya (super power) kebudayaan.</p><p>"Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya, jika <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180424/494/912309/pendidikan-karanganyar-soal-hots-bikin-pengerjaan-unbk-lebih-lama">pendidikan</a> kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghujam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia," kata Muhadjir.</p><p>Muhadjir Effendy juga menyebutkan bahwa guru, orang tua, dan masyarakat harus dapat menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak Indonesia.</p><p>"Tripusat pendidikan harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa," kata dia.</p><p>Menanggapi perkembangan zaman yang memasuki Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, Muhadjir Effendy mengajak para pelaku pendidikan dan kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.</p><p>"Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang muktakhir menjadi keniscayaan pendidikan kita," kata dia.</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya