SOLOPOS.COM - Ilustrasi haji (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Daftar tunggu keberangkatan haji bagi warga Sukoharjo bertambah panjang. Kini, warga Kabupaten Jamu yang hendak berangkat haji setidaknya harus menunggu sekitar 30 tahun.

Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Haji Kemenag Sukoharjo, Sukamdi, berdasarkan keputusan Kementerian Agama yang tidak memberangkatkan jemaah asal Indonesia pada 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyampaikan pembatalan pemberangkatan haji merupakan wewenang pemerintah pusat. Sukamdi hanya melaksanakan instruksi dari pemerintah pusat dengan menyosialisasikan kebijakan itu kepada para calon jemaah haji.

“Daftar tunggu haji untuk warga Sukoharjo kian panjang menjadi 30 tahun,” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga; Nol Pemasukan, Pengusaha Biro Haji & Umrah di Sukoharjo Banting Setir Jualan Sembako hingga Sapi

Seperti diketahui pemerintah Arab Saudi sempat membuka kembali akses masuk untuk jemaah umrah dari negara lain pada awal 2021. Tak berselang lama, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan larangan masuk untuk sejumlah negara termasuk Indonesia.

Pengusaha Biro Haji

Tidak adanya pemberangkatan haji selama dua musim ini berimbas pada sebagian pelaku usaha perjalanan umrah dan haji di Sukoharjo. Mereka terpaksa beralih usaha akibat minimnya pemasukan  selama masa pandemi Covid-19. Biro umrah dan haji tidak mendapatkan pemasukan sama sekali selama dua musim.

Hingga kini, pemerintah Arab Saudi belum membuka layanan umrah untuk para jemaah asal Indonesia sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Otomatis pelaku usaha perjalanan umrah dan haji tidak mendapatkan pemasukan selama 1,5 tahun.

Baca juga: Asyik, Wisata Keliling Sukoharjo Naik Bus Tingkat Segera Terwujud

Padahal, mereka harus mengeluarkan biaya operasional setiap bulan seperti gaji karyawan, membayar tagihan listrik dan air, sewa kantor dan sebagainya. Kondisi ini membuat pelaku usaha perjalanan umrah dan haji di Sukoharjo merugi lantaran arus kas menjadi minus.

Demi mempertahankan kelangsungan hidup, sejumlah pelaku perjalanan umrah dan haji beralih usaha saat masa pandemi Covid-19.

“Saya membuka toko sembako yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok sehari-hari. Nol pemasukan selama masa pandemi Covid-19 karena tidak ada jemaah yang menunaikan ibadah umrah,” kata  Direktur Utama (Dirut) Zam Zam Tour dan Travel Sukoharjo, Muhammad Tri Wibowo, saat ditemui Solopos.com  di kantornya, Jumat (4/6/2021).

Beberapa pelaku perjalanan haji dan murah lainnya melakukan hal serupa. Mereka banting setir berjualan kurma hingga hewan kurban seperti sapi dan kambing. Mereka menutup kantor biro haji dan umrah untuk efisiensi biaya operasional. Jumlah kantor biro haji dan umrah yang masih buka bisa dihitung dengan jari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya