SOLOPOS.COM - Keith Hunter Jesperson dalam sebuah pameran seni di penjara pada 13 Oktober 2007 (murderpedia.org)

Keith Hunter Jesperson dalam sebuah pameran seni di penjara pada 13 Oktober 2007 (murderpedia.org)

Selama beberapa bulan mendekam di penjara, Jesperson terus memikirkan cara-cara untuk memanipulasi sistem peradilan. Sementara pihak penyidik terus berusaha melawan kasus Jesperson dan berharap pada akhirnya bisa menyeretnya pada hukuman mati.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Saat dakwaan kasus pembunuhan Angela Subrize dan Winningham mulai dikeluarkan, pengacara Jesperson menawarkan pertukaran kesepakatan atas pengakuan tersebut demi menghindari hukuman mati. Namun jaksa menolaknya.

Berdasarkan surat Jesperson kepada saudaranya, polisi kemudian mengetahui bahwa dia orang yang sama yang menulis kepada The Oregonian, yang berisi pengakuannya atas pembunuhan tiga perempuan di California dan dua lagi di Oregon.

Pada saat yang sama, polisi menemukan bukti lain, sebuah surat yang diselundupkan ke luar penjara oleh Jesperson dan dikirim ke koran The Columbus di Vancouver. Meskipun Jesperson berniat mencari celah hukum melalui surat-suratnya, polisi memutuskan “surat-surat pengakuan” itu menjadi salah satu bukti pemberat.

Seperti surat-surat sebelumnya, Jesperson menyinggung keinginannya untuk ditangkap agar tidak membunuh lagi. “Saya tahu itu salah dan saya merasa kasihan kepada semua keluarga korban saya, bahkan meskipun saya adalah Happy Face Killer. Saya ingin dihentikan, tetapi sulit untuk hanya keluar dan mengatakannya,” bunyi sebagian isi suratnya itu.

Suratnya kepada The Columbus itu juga dimaksudkan untuk mendapat dukungan publik, bahwa dia adalah pembunuh Bennett, bukannya Sonovske dan Pavlinac. Para ahli kejiwaan menilai tindakan Jesperson itu bukannya sebagai bentuk rasa simpati dan empati kepada Sonovske dan Pavlinac, melainkan upaya mendapatkan perhatian sekaligus langkah cerdik menyiasati hukum.

Jesperson sadar, jika diekstradisi ke Wyoming dia potensial menghadapi hukuman mati atas pembunuhan Angela Subrize. Namun, jika dia berhasil membuktikan diri sebagai pembunuh Bennett, dia tak akan mendapatkan vonis hukuman mati. Pasalnya, Oregon merupakan negara bagian yang tidak lagi memberlakukan hukuman mati sejak awal 1960-an.

Hingga akhirnya, meskipun mengklaim telah melakukan 160 kali pembunuhan di seluruh Amerika, hanya delapan pembunuhan yang berhasil dikonfirmasi, yakni di California, Florida, Nebraska, Oregon, Washington dan Wyoming. Jesperson akhirnya dijatuhi hukuman tiga kali seumur hidup berturut-turut dan kini menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Negara Oregon di Salem. (Selesai)

Dari berbagai sumber

Bagian X

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya