SOLOPOS.COM - salah satu surat yang ditulis Keith Hunter Jesperson, yang menyertakan gambar wajah tersenyum selain tanda tangannya. (google)

salah satu surat yang ditulis Keith Hunter Jesperson, yang menyertakan gambar wajah tersenyum selain tanda tangannya. (google)

Setelah menghabiskan beberapa gelas bir, Jesperson kembali ke rumah. Dengan tenang, diletakkannya tubuh Bennett di kursi depan sebuah mobil pinjaman.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Merasa harus membuang mayat Bennett, Jesperson lantas melaju ke arah timur, melewati batas Kota Portland, menuju Columbia River Gorge. Di sebuah sudut sepi dan terpencil dekat Crown Point, Jesperson akhirnya menemukan lokasi yang dianggapnya cocok untuk membuang mayat Bennett.
Dengan tenang dan tanpa takut ketahuan, Jesperson menarik tubuh Bennett dan melemparkannya di atas sebuah tanggul salah satu cabang aliran sungai. Bennett dibuang begitu saja seolah-olah hanya sepotong sampah yang tidak diinginkan.
Guna membuat alibi yang lebih kuat, Jesperson lantas menghabiskan malam itu dengan minum kopi di pangkalan truk Troutdale. Baru setelah fajar, dia mengumpulkan dan membuang barang-barang Bennett dan kartu-kartu identitasnya.
Siapa sebenarnya Jesperson? Pria keturunan Kanada yang lahir di Amerika, 6 April 1955 ini kelak dikenal sebagai salah satu pembunuh berantai di Amerika.
Setelah wajah tersenyumnya terpampang di berbagai media, Jesperson dijuluki sebagai “Happy Face Killer”.
Sebagai sopir truk, Jesperson dikenal dengan julukan “Happy Face Killer” karena gambar wajah tersenyum yang digambarnya dala, surat-surat yang dikirimkannya ke media. Jesperson memperkosa dan membunuh para perempuan di seluruh Amerika, sesuai rute perjalanannya sebagai sopir truk dan mengklaim telah membunuh lebih dari 160  perempuan.

Dia memiliki masa kanak-kanak penuh kekerasan dan bermasalah, di bawah asuhan ayah yang alkoholik. Selain diperlakukan seperti orang buangan oleh keluarganya sendiri, Jerperson cilik sering diejek oleh anak-anak lain karena ukuran tubuhnya yang kelewat besar untuk anak seusianya.

Jesperson adalah anak kesepian yang menunjukkan kecenderungan untuk menyiksa dan membunuh binatang. Meskipun konsisten mendapatkan masalah di masa mudanya, termasuk dua kali mencoba untuk membunuh anak-anak yang menyerangnya, Jesperson mampu menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah atas.
Setelah lulus, Jesperson lantas menjadi sopir truk, menikah, dan mempunyai tiga anak. Pada 1990, setelah 15 tahun menikah, Jesperson bercerai dan kembali ke profesinya sebagai pengemudi truk.
Saat itulah, iblis dalam dirinya bangkit dan Jesperson mulai membunuhi perempuan. (Bersambung Bagian IV)
Dari berbagai sumber

Bagian II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya