SOLOPOS.COM - Rumah dinas Ketua RT 015 di Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, berdiri megah sebagai fasilitas yang diberikan warga setempat, Selasa (25/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lingkungan RT 015, Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen memang spesial. Betapan tidak, ketua RT di sana mendapat rumah dinas (rumdin) yang disediakan warga satu RT sebagai apresiasi.

Rumah dinasnya juga enggak kaleng-kaleng. Luas bangunannya 70 meter persegi di tanah seluas 195 meter persegi. Ini menjadi satu-satunya rumdin ketua RT di Kabupaten Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rumdin Ketua RT 015 tersebut lokasinya di perbatasan RT 015 dengan RT lain. Rumah tersebut dibeli menggunakan kas RT senilai Rp150 juta pada Agustus 2022 lalu. Sempat ada pekerjaan rehab yang menghabiskan dana Rp60 juta agar rumah tersebut layak ditempati.

Joko Suyono, 65, dipercaya warga menjadi Ketua RT 015. Namun, ia tidak menggunakan rumdin tersebut. “Rumah dinas itu memang diberikan warga sebagai fasilitas untuk ketua RT. Kebetulan saya tinggal bersebelahan dengan rumdin tersebut sehingga tidak saya gunakan untuk tempat tinggal,” ujar Joko saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (25/10/2022) di kediamannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Bupati Sragen dan Polisi Awasi Langsung Pencoblosan Pilkades di 6 Desa Ini

Joko menyebut fasilitas rumdin sebagai apresiasi warga kepada ketua RT dan supaya menjadi motivasi bagi daerah lain untuk melakukan hal yang sama. Jabatan Ketua RT 015 yang merupakan periode kedua Joko. Di periode pertama ia hanya menjabat selama tiga tahun. Namun dengan adanya Peraturan Bupati yang baru, jabatan ketua RT kini diperpanjang menjadi lima tahun. Joko sudah menjalaninya tiga tahun.

“Mintanya masyarakat itu jadi ketua RT terus. Kalau aturan di Perbup itu jabatan RT hanya dua periode tetapi semua itu tergantung keinginan warga. Pemilihan Ketua RT itu pada periode awal berlangsung seperti pemilihan kepala desa [pilkades]. Tetapi pada periode kedua itu tanpa pilihan, tetapi warga langsung menujuk saya lagi,” terang Joko.

Dari Uang Retribusi dan Arisan

Di RT 015 Dukuh Parit ada 78 keluarga. Rata-rata pekerjaan mereka adalah petani dan buruh tani selain ada yang bekerja serabutan. Alasan utama kenapa kas RT 015 bisa digunakan untuk membeli rumah dinas, menurut Joko, adalah adanya kebersamaan dan guyub rukun antarwarga.

Niat warga membeli rumdin itu muncul pada 2020. Sejak saat itu warga satu RT mulai menabung dari uang arisan dan uang retribusi air bersih. Penarikan retribusi itu caranya cukup dengan menyediakan kotak retribusi di pinggir jalan yang dilewati truk pengangkut air bersih.

Baca Juga: Ketua Golkar Sragen Bagi-Bagi Seragam, Bupati: Cair Karena Tanda Tangan Yuni

“Hasilnya lumayan. Setiap dua pekan sekali uang retribusi diambil. Dalam 35 hari atau selapan hasilnya rata-rata sampai Rp6 juta. Kemudian untuk uang arisan, setiap orang arisan Rp15.000/bulan. Yang masuk kas RT Rp750.000-Rp1 juta. Nah, uang kas yang ditabung per bulan itu rata-rata Rp5 juta,” jelas Joko.

Kas RT 015 sebenarnya dananya cukup untuk membeli tanah dan bangunan senilai Rp150 juta itu. Tetapi untuk biaya rehabnya, ungkap Joko, warga bersepakat untuk pinjam uang ke bank Rp90 juta dengan angsuran Rp4,75 juta per bulan dan ditargetkan dua tahun lunas. Dengan mengandalkan dana retribusi saja, terang dia, angsuran bank itu bisa tertutup semua.

Camat Kedawung, Endang Widayanti, mengapresiasi inisiatif warga RT 015 yang menyediakan fasilitas rumdin bagi ketua RT mereka. Dia salut dengan kekompakan warga satu RT tersebut dan semua kegiatan lingkungan berjalan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya