SOLOPOS.COM - Sutradara Hanung Bramantyo. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO-Sutradara Hanung Bramantyo memberi bocoran biaya produksi film Satria Dewa: Gatotkaca.  Hal ini lantaran membuat film superhero memang membutuhkan biaya yang cukup besar.

Terlebih jika film itu menggunakan teknologi computer generated imagery (CGI) dan visual effect yang dikerjakan dengan sangat detail. Tak heran muncul dugaan film ini memakan biaya hingga Rp80 miliar, benarkah?

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Menurut Hanung Bramantyo film ini memakan biaya produksi Rp20 miliar-Rp24 miliar. Menurutnya, masih murah dibandingkan dengan film pahlawan super lain.

Budget-nya sekitar Rp20 miliar sampai Rp24 miliar. Jadi kalau ada orang bilang ini budget-nya Rp80 miliar itu enggak benar. Enggak ada separo-separonya budget film superhero yang ada, bahkan yang ada di Indonesia,” ujar Hanung dalam peluncuran trailer Satria Dewa: Gatotkaca di Depok, seperti dikutip dari Antara pada Jumat (13/5/202).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Positif Covid-19, Hanung Bramantyo Awalnya Tunjukkan Gejala Ini

Hanung mengatakan dalam membuat film pahlawan super tidaklah mudah, dibutuhkan support system yang cukup kuat, di antaranya CGI dan efek 3D.  Kekuatan CGI dan efek 3D bertujuan untuk membangun imajinasi penonton akan pertempuran epik seperti yang sering digambarkan oleh Disney dan Marvel Studio.

Menurut Hanung, jika kedua hal tersebut tidak kuat dan intens, maka penonton film pahlawan super akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.  “Makanya saya bekerja sama dengan Lumine Studio, dengan Mas Andi sebagai komandonya di situ, itu betul-betul pada saat kita men-development ini, saya sudah membayangkan bahwa saya pengin ini kejadian seperti ini, kekuatan supernya bisa terwujud seperti ini,” katanya.

“Jadi, Mas Andi betul-betul memberikan support itu. Kalau enggak ada itu, kita bubarlah. Enggak bisa mewujudkan gagasan kita. Dan anak-anak sekarang enggak akan mungkin bisa kerangkul itu semua,” lanjut Hanung.

Baca Juga: Menyusul Rio Febrian, Hanung Bramantyo dan Zaskia Pindah ke Jogja, Apa Menariknya Kota Ini?

Hanung juga mengatakan bahwa Gatotkaca yang ditampilkan dalam filmnya merupakan perwujudan yang lebih modern dari cerita klasiknya. Namun ia tetap menampilkan ciri khas dari Gatotkaca seperti kumis dan baju zirahnya.

“Kita buat modern, dulu orang gagah itu selalu berkumis, makanya jadi simbol maskulinitas, sekarang makin klimis makin maco tapi kumis itu tidak kita hilangkan, kumisnya kita buat seolah-olah itu aksen,” jelas Hanung.

Baca Juga: Film Sultan Agung Karya Hanung Bramantyo Diganjar Penghargaan di Rusia

Selain kumis, Hanung juga mempertahankan kutang Antakusuma atau pakaian yang membuat Gatotkaca bisa terbang meski tanpa sayap. Selain itu, ada juga bintang yang terdapat di dada Gatotkaca.

“Memang kita modif bintang itu yang keren buat anak-anak sekarang,” ujar Hanung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya