Solopos.com, KLATEN -- Bupati Klaten, Sri Mulyani, berupaya mengabaikan kritik warganet di media sosial soal botol hand sanitizer bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) bergambar dirinya. Sebaliknya, Sri Mulyani justru mengklaim dirinya semakin terkenal gara-gara kasus itu.
Klaim itu dikatakan Sri Mulyani saat ditemui wartawan di sela-sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SMPN 1 Klaten, Sabtu (2/5/2020). Dia mengaku menerima kritik termasuk dari warganet dengan lapang dada.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dampak Covid-19, Ribuan Angkutan Umum di Semarang Mangkrak
Bupati Klaten itu menyebut kasus botol hand sanitizer bantuan Kemensos bergambar dirinya tak akan mempengaruhi popularitasnya menjelang Pilkada. Padahal, kritik itu bukan hanya dari warganet, tapi juga dari Bawaslu dan Ombudsman RI.
“Saya tetap optimistis [meraih kemenangan di Pilkada Klaten]. Malah terkenal. Terkenalnya di sini ada sisi positif dan negatif. Semua akan dijadikan sebagai pelajaran dan kewaspadaan. Positifnya itu, seluruh Indonesia justru berburu, bertanya. Klaten iki koyo ngopo kulinere, wisatane, beras raja lelene,” katanya.
Covid-19 Karyawan Sampoerna Sejak 14 April, Pemkot Surabaya Bantah Terlambat
Sri Mulyani mengklaim kasus penempelan botol hand sanitizer bantuan Kemensos bergambar dirinya di Klaten itu berawal dari kesalahan teknis yang kecil. Selanjutnya, kesalahan yang dianggapnya kecil itu dimanfaatkan orang lain guna menjatuhkan dirinya di tengah masyarakat.
“Dari awal tidak ada apa-apa. Tapi, ada seseorang yang mengambil kesempatan atas satu kesalahan teknis di lapangan itu. Saya sudah tahu orangnya. Orang itu bisa dari internal partai atau pun lawan politik. Yang jelas ini sudah terkoordinir,” katanya.
#UndipKokJahatSih Trending, Ini Jawaban Undip Semarang Soal Kenaikan UKT
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Jateng telah mengirim surat terkait pencegahan maladministrasi soal botol hand sanitizer bergambar Sri Mulyani. Selain itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Klaten juga melakukan penelusuran.
Merasa Tak Melanggar
Menanggapi hal itu, Sri Mulyani mengaku bingung karena merasa tidak ada pelanggaran yang dia lakukan. Pemasangan di botol hand sanitizer bergambar Sri Mulyani itu dianggapnya tidak melanggar, termasuk mencuri start kampanye.
Pengunjung RS Siloam Lippo Village Wajib Rapid Test, Tapi Bayar Rp250.000
“Saya itu bingung, bekerja itu harusnya bukan sesuai dorongan [desakan] masyarakat. Bekerja itu harus sesuai dengan tupoksinya. Di sini tidak ada yang saya langgar,” katanya.
Terpisah, Ketua Bawaslu Klaten, Arif Fatkhurrahman, belum dapat dimintai keterangan. Belum ada keterangan soal sejauh mana penelusuran yang dilakukan terhadap kasus botol hand sanitizer bantuan Kemensos bergambar Sri Mulyani.
Jual-Beli Kursus Kartu Pra Kerja Diprotes, Ruangguru Hapus Kelas Jurnalistik
Saat Solopos.com menghubungi Arif Fatkhurrahman melalui WhatsApp (WA), yang bersangkutan tak menjawab. Pesan singkat via WA juga tak dijawab hingga Sabtu malam.