SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

BANTUL—Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul, Yulianta, menegaskan, hampir semua sungai di Bantul kondisinya tak jauh beda dengan sungai-sungai yang ada di Indonesia, yakni dalam kondisi sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Yuli, sebagian besar sungai sakit karena tinggi permukaan sungai saat musim kemarau akan jauh berbeda dengan tinggi permukaan saat musim hujan. Sehingga jika musim hujan, sungai-sungai tersebut akan sangat rawan terhadap banjir.

“Hampir semua sungai sakit, ini rawan banjir. Kemarin saat curah hujan tinggi memang ada beberapa sungai yang banjir. Tetapi mudah-mudahan ke depan tidak akan terjadi banjir,” ucap dia ketika ditemui di kantornya, Rabu (6/2).

Keadaan sungai yang sakit itu, imbuh Yuli disebabkan karena daerah hulu sungai tidak bisa menahan arus air. Itu disebabkan adanya penggundulan hutan di hulu. Banyak daerah hulu yang juga di jadikan lahan pertanian, pelataran, maupun jalan, sehingga pohon-pohon yang seharusnya dapat menahan air sudah tidak lagi ada.

“Jadi ya harus dilakukan penghijauan, pembuatan sumur resapan, embung, atau terasering. Di Bantul sendiri pembuatan sumur resapan memang akan dilakukan, embung juga rencananya akan dibangun di Bambanglipuro,”terang dia.

Selain sungai yang sakit, Dinas SDA Bantul juga mencatat ada sekitar delapan titik sungai di Bantul yang rusak karena terjangan banjir saat hujan. Kabid Rehabilitasi dan pengembangan SDA, Eko Budi Santoto mengatakan delapan sungai tersebut adalah Sungai Opak di Bauran, Sungai Oya di Selopamioro, Celeng di Desa Imogiri, Celeng di Girirejo, Celeng di Wukirsari, dan saluran pembuangan atau sungai kecil yaitu Bengkung, Giriloyo, dan Dengkeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya