SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

(detiksurabaya)

Malang (Solopos.com)–Rohim Wahyu, bocah berusia 3,5 tahun ini mengalami penyakit yang membuatnya tumbuh berbeda dengan balita lainnya. Putra pasangan Waryono ,35, dan Sulistyowati ,26, ini nyaris sekujur di tubuhnya bersisik. Diduga sisik pada kulit balita ini akibat pigmen kulit yang rusak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, penyakit bocah asal Dusun Bocok RT03/RW02, Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, ini belum diketahui pasti penyebabnya. Pasalnya, penyakit yang dialami Rohim tak pernah mendapatkan penanganan serius.

Menurut Sulistyowati menjelang kelahiran putranya itu, tanpa sengaja dirinya mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan air ketuban dalam rahimnya pecah. Sulis menduga kejadian itu mengakibatkan kondisi tubuh Rohim yang lahir 9 Desember 2007 ini. “Dulu saya pernah kecelakaan dan akibatnya ketuban saya pecah,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/8/2011).

Sulistyowati sendiri hidup hanya bersama Rohim serta ibunya Sri’ah ,48, di sebuah gubuk bambu. Keputusan itu diambil pasca suami meninggal dunia. Kasembon merupakan kecamatan berada paling ujung barat dan berbatasan dengan Kabupaten Kediri.

Dia menerangkan, kondisi sisik pada tubuh Rohim akan semakin parah, jika suhu badannya naik, setelah itu sisik berwarna hitam itu akan mengelupas dan berganti baru.

“Saya kasihan jika badannya panas, karena sisik itu akan menyeluruh hingga menyebabkan gatal-gatal,” tutur ibu satu anak ini.

Sementara ditanya apakah pernah memeriksakan penyakit Rohim kepada tenaga medis, Sulistyowati mengaku pernah sekali membawa putranya ke Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang. Di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu, dirinya hanya diberikan salep kulit seharga Rp 21 ribu.

“Hanya diberi salep, dan kami harus kembali kontrol, karena lokasi yang cukup jauh serta kendala biaya, kami tidak membawanya kembali lagi,” akunya.

Sulistyowati tak mengetahui bagaimana cata mendapatkan keringanan biaya kesehatan, karena untuk membawa putranya ke puskesmas saja dirinya kesulitan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sulis bersama ibunya hanya menjadi buruh tani. Rutinitas itu dilakukan setiap hari secara bergantian sembari menjaga Rohim.

Ia berharap segera ada perhatian dari pemerintah untuk memberikan penanganan serius terhadap penyakit putranya ini. Karena dirinya khawatir penyakit itu tak kunjung sembuh hingga Rohim dewasa. “Kalau sampai besar, kasihan dia (Rohim,red), karena pasti malu,”ujarnya.

Sementara Kepala Dusun Bocok Syamsul Hadi mengatakan, kondisi keuangan menjadi kendala upaya penyembuhan Rohim. Karena untuk mendapatkan penanganan medis, Rohim harus sering dibawa ke RSSA Malang yang jaraknya cukup jauh. “Keluarga ini tak mempunyai biaya untuk pengobatan ke rumah sakit,” katanya ditemui terpisah.

Dia mengaku, telah berupaya keras memecahkan masalah yang dialami Sulistyowati, dengan meminta penanganan lanjutan kepada puskesmas pasca menjalani pengobatan di RSSA setahun lalu.

“Harusnya ada jaminan bagi warga bagi, seperti jamkesda, tapi disini tidak ada. Bagaimana kami mau mendapatkannya,” tegasnya.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya