SOLOPOS.COM - Pengunjung membeli panganan tradisional di Pasar Mbatok di Desa Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, yang kembali buka sejak Sabtu (23/10/2021). Foto diambil Minggu (24/10/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pasar Mbatok di RT 004/RW 005, Dusun Badan , Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, sudah mulai buka kembali. Pembukaan perdana pasar ini setelah sempat tutup selama kurang lebih 2 tahun akibat pandemi Covid-19 dilakukan pada Sabtu (23/10/2021).

Pasar Mbatok memang sempat dibuka saat PPKM beberapa waktu lalu, namun dengan banyak pembatasan. Karena kondisi belum stabil, akhirnya pasar ini ditutup lagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada pembukaan kembali Pasar Mbatok, pengunjung tetap tak bisa sebebas dulu, ada sejumlah ketentuan yang musti ditaati. “Pengunjung dan penjual yang datang ke Pasar Mbatok ini harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” kata Eko Wuryono, 41, selaku pengelola pasa Mbatok saat ditemui Solopos.com, Minggu (24/10/2021).

Baca Juga: Dispora Petakan Potensi, Bakal Banyak Desa Wisata Sejarah di Sragen

Berbeda dengan pasar pada umumnya, Pasar Mbatok ini merupakan pasar kuliner berkonsep zaman dahulu. Hanya buka Sabtu dan Minggu setiap 2 pekan sekali, mulai jam 09.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.

“Kita pengin pengunjung itu tidak bosan datang ke Pasar Mbatok, harapan kita itu rasa penasaran dan rasa kangennya terhadap Pasar Mbatok itu semakin tinggi,” kata Eko menjelaskan alasannya.

Keunikan lain dari Pasar Mbatok adalah lokasinya. Apabila pasar lain berada di tempat yang mudah dijangkau orang,  berbeda dengan Pasar Mbatok. Pasar kuliner ini berlokasi jauh dari keramaian serta memiliki nuansa yang alami. Sistem transaksinya juga tidak menggunakan uang rupiah namun menggunakan kepik, yaitu kayu berbentuk koin, untuk 1 kepik bernilai Rp2.000.

Baca Juga: Meski Penasaran, Warga Tak Berani Masuk Gua Mangkubumi di Gebang Sragen

“Untuk mengefisiensikan transaksi antara pedagang dan pembeli. Jadi pedagang tidak perlu repot untuk memberi kembalian saat sedang melayani. Kita juga berusaha tanpa penggunaan plastik,” ucap Eko

Pedagang yang berjualan di Pasar Mbatok ini sebenarnya ada 24 orang. Namun pada pekan perdana kemarin hanya 8 pedagang yang berjualan, karena ada kepentingan lain.

Untuk meningkatkan minat pengunjung, pengelola Pasar Mbatok menambah fasilitas tempat duduk, sehingga pengunjung yang datang merasa lebih nyaman. Pada saat hari kedua dibukanya Pasar Mbadok terjadi peningkatan pengunjung karena rata-rata masyarakat libur pada hari Minggu.

Omzet Terjun Bebas

Perputaran uang pekan perdana ini hanya berkisar Rp2 juta. Sebelum pandemi, total omzet pedagang bisa tembus 15 juta sekali pasaran (Sabtu-Minggu).

Baca Juga: Pembangunan Lapangan Picu Pertumbuhan Ekonomi Desa Plupuh Sragen

Untuk meningkatkan kembali penjualan, Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko, bersama pengelola melakukan berbagai upaya terutama promosi melalui media sosial.

“Kita juga mengingatkan untuk tetap patuhi protokol kesehatan walaupun PPKM saat ini berada di level 2. Saya rasa pengunjung juga semakin tertarik dengan adanya wisata yang buka, namun tetap harus taat prokes. Sehingga walaupun sedang berlibur, kesehatan juga tetap terjaga,” kata Widadi

Pedagang di Pasar Mbadok, Sri Mulyani, mengaku pendapatannya mulai kembali normal. “Sejak awal berdirinya Pasar Mbatok saya sudah ikut bergabung. Namun, selain berjualan saya juga bekerja di pabrik teh Kemuning,” kata Sri.

Baca Juga: Diduga ada Pungli dalam PTSL di Desa Kecik Sragen, Kades Membantah

Sepasang pengunjung yang ditemui di Pasar Mbatok, Kristoforus dan Tutik, mengaku mengetahui Pasar Mbatok ini dari Youtube.

“Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, dan unik karena transaksinya menggunakan kepik bukan menggunakan rupiah, suasanya segar dan membuat nyaman,” kata Kristo yang datang dari Kota Solo ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya