SOLOPOS.COM - Salah seorang petani sayuran di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Paimin, akhir pekan kemarin menunjukkan tanaman kubis yang diserang hama ulat bulu dan jamur akar. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

 Salah seorang petani sayuran di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Paimin, akhir pekan kemarin menunjukkan tanaman kubis yang diserang hama ulat bulu dan jamur akar. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)


Salah seorang petani sayuran di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Paimin, akhir pekan kemarin menunjukkan tanaman kubis yang diserang hama ulat bulu dan jamur akar. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR –– Petani sayuran di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar mulai kewalahan menghadapi serangan hama ulat bulu yang kian merajalela.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah seorang petani di Dusun Pakem RT 015/ RW 009, Desa Plumbon, Paimin menuturkan serangan ulat bulu kian mengganas sejak sebulan terakhir. Serangan ulat bulu merata hampir di seluruh wilayah Tawangmangu.

“Banyak petani yang mengeluh. Ulat bulu menyerang tanaman di semua desa, banyak tanaman yang dirusak,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di ladangnya, akhir pekan kemarin.

Menurut Paimin, ulat bulu lebih banyak menyerang daun tanaman kubis, bunga kol, dan sawi. Akibat serangan itu, ancaman gagal panen membayang di depan mata petani.  “Kalau sudah diserang ulat daunnya jadi seperti ini, rusak. Kalau sudah rusak begini, kubis tidak bisa tumbuh dengan baik,” terang dia sembari menunjukkan contoh tanaman kubis yang terserang ulat bulu.

Paimin mengatakan sebagian besar petani tidak tahu cara memberantas hama perusak tanaman sayur itu. Biasanya, petani hanya mengandalkan semprotan pestisida untuk meminimalisir serangan ulat. Oleh sebab itu, sayuran mengandung lebih banyak zat kimia saat dipanen.

Hla mau bagaimana lagi, kami enggak tahu cara memberantasnya. Bisanya ya cuma pakai pestisida meski enggak terlalu mempan, ulat tetap saja ada.”

Selain mengandalkan pestisida, petani juga harus menyiangi tanaman setiap hari untuk menyingkirkan ulat bulu yang menempel di daun.  “Kalau tanaman yang sudah diserang ulat ya enggak bisa dipanen, jadi hasil panenan pasti berkurang. Biasanya satu tanaman bisa menghasilkan satu kilogram kubis, ya tinggal dikalikan berapa tanaman yang berhasil berkembang,” urai dia.

Selain ulat bulu, petani juga dipusingkan dengan serangan jamur yang menggerogoti akar tanaman sayuran. Jamur akar bersifat layaknya parasit yang mencuri nutrisi tanah, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal.“Kalau jamur karena peletakan pupuk yang terlalu dekat dengan akar tanaman, jadi tumbuh jamur,” kata salah seorang petani lainnya, Sadiyem, 52.

Sadiyem saat itu menuturkan belum pernah ada sosialisasi dari Dinas Pertanian Karanganyar kepada para petani terkait cara pemberantasan hama ulat dan jamur. “Belum pernah ada [penyuluhan], kalau ada penyuluhan tentu kami akan sangat senang sekali,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya