SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Memasuki masa tanam (MT) I, para petani di Sragen diimbau mewaspadai serangan hama padi berupa tikus. Kotoran kambing bisa menjadi senjata untuk mengusir tikus.

Selain geropyokan sebelum masa tanam, para petani juga diminta melakukan antisipasi melalui penyebaran kotoran kambing di lahan persawahan yang jadi sasaran tikus. Melalui penyebaran kotoran tersebut, lokasi yang jadi sasaran tikus bisa tersamarkan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Masaran, Sugiharto, mengatakan penggunaan kotoran kambing tersebut pernah dipraktikkan sejumlah petani di Masaran, Sragen. Dijelaskannya, serangan tikus biasanya terjadi di lahan yang sama dengan meninggalkan kotoran sebagai penanda lokasi yang diserang.

“Tikus memanfaatkan indera penciuman mereka. Biasanya meninggalkan kotoran di lokasi yang diserang sebagai penanda. Lahan yang diserang juga lokasinya sama hingga tanaman habis,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di BPP Masaran, Jumat (29/11/2013).

Disampaikannya, melalui penyebaran kotoran kambing pada sawah yang diserang, bau yang dimanfaatkan tikus untuk menuju lokasi bisa tersamarkan. Alhasil, tikus tak bakal kembali ke lokasi yang sama dan berpindah ke tempat lain.

“Karena tersamarkan oleh kotoran tersebut tikus pindah ke tempat lain. Memang menggunakan bahan organik itu yang paling ampuh mengusir hama tikus. Kalau menggunakan apotas yang bisa dibasmi hanya sebagian kecil,” urai dia.

Ditambahkannya, tikus biasa menyerang saat padi berusia 35-40 hari. “Saat-saat itu padi memasuki masa primordial. Biasanya tikus banyak menyerang saat padi mengalami fase tersebut,” katanya.

Di sisi lain, Sugiharto mengungkapkan memasuki MT I di musim hujan kali ini para petani sudah diminta mengurangi penggunaan pupuk urea yang mengandung unsur Nitrogen (N). Penggunaan pupuk urea di lahan persawahan saat musim hujan dikhawatirkan mengurangi produksi padi lantaran padi mudah ambruk. “Hujan itu sudah membawa unsur N. Jadi, ya lebih baik kurangi penggunaan pupuk urea,” terangnya.

Salah satu petani di Masaran, Samidi, 47, mengakui serangan hama yang paling diwaspadai para petani saat musim hujan yakni munculnya tikus. Disampaikannya, serangan tikus sempat membuat para petani di daerahnya kewalahan.

Disinggung langkah antisipasi serangan tikus, Samidi mengaku belum pernah menggunakan kotoran kambing untuk mengusir tikus. “Saat musim hujan itu biasanya yang menyerang tikus dan sundep [ulat penggerek batang]. Paling tidak ya di sawah itu dipasangi obat. Kalau menggunakan kotoran kambing saya sendiri belum pernah,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya