SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

KLATEN – Serangan hama tikus masih mengganggu sebagian petani yang ada di Kecamatan Wonosari, Klaten. Berbagai upaya yang dilakukan petani belum mampu mengendalikan hewan pengerat yang sering merusak tanaman padi mereka itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Camat Wonosari, Pandiyanto, kepada Solopos.com mengatakan pihaknya telah menginstruksikan petani untuk melakukan gerakan pengendalian hama seperti gropyokan. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Klaten dalam pengadaan racun tikus dan sarana pengendali hama lainnya. Namun, sebagian wilayah masih tetap terserang hama tersebut hingga saat ini. “Memang tidak semua wilayah mengalami serangan yang parah. Ada yang berat, ada yang sedang dan ada yang rendah,” kata dia.

Ia menambahkan, wilayah dengan serangan terparah berada di Desa Sidowarno. Selain itu, Desa Bener dan Desa Gunting juga mengalami serangan tikus cukup parah. Sementara, wilayah lain terserang dalam intensitas yang berbeda-beda. “Para petani secara mandiri sudah berinisiatif mengendalikan populasi hama tikus. Tetapi, sepertinya, dibasmi satu, muncul 10 ekor tikus lain,” keluhnya.

Plt Kepala UPTD Pertanian Wilayah II Klaten, Woro Indri Kuntari, mengaku telah berupaya keras membantu petani menanggulangi serangan tikus. Bahkan, kata dia, belum lama ini personel Kodim Klaten dan beberapa Koramil diterjunkan untuk membantu petani membasmi tikus. “Kemarin gerakan difokuskan di Trucuk, Juwiring dan Karanganom. Tetapi memang wilayah yang dibawahi UPTD Pertanian ini rata-rata terserang tikus. Tetapi, enggak semua lahan diserang,” kata dia.

Sementara ini, imbuh dia, gerakan pengendalian tikus paling banyak menggunakan tiram, yaitu semacam obat yang dibakar lalu dimasukkan ke dalam liang tikus sehingga tikus mati keracunan di dalam liangnya. “Saya juga heran. Sering saya lihat, ada petak sawah yang ditanami padi yang hanya dibatasi jalan kecil. Pada bagian pertama telah rusak oleh serangan tikus. Sedangkan bagian yang kedua masih baik-baik saja,” katanya.

Sementara itu, Kades Boto, Kecamatan Wonosari, Aan Hardiman, 67, mengatakan sawah seluas sekitar 150 hektare di desanya masih aman dari serangan tikus. Para petani, kata dia, masih bisa memanen padi mereka. “Tikus baru menyerang wilayah di sekitar Desa Boto. Kalau sekarang, kendala petani ya musim hujan ini. Hasil panen kurang maksimal. Kalau saat panas bisa menghasilkan Rp6 juta per 2000 meter persegi, saat musim hujan hanya Rp4,5 juta,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya