SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Serangan hama tikus kembali terjadi.

Harianjogja.com, BANTUL–Serangan hama tikus di lahan padi Desa Argorejo dan Desa Argosari Sedayu terus terjadi. Meskipun sudah dipasang trap barrier system (TBS) mengurangi populasi tikus, namun populasi tikus kembali melonjak di tahun berikutnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Tani Boga Lestari Desa Argomulyo, Jakiman, mengatakan setiap musim tanam di Sedayu, setidaknya ada 10 hektare lahan mengalami kerusakan parah hingga gagal panen dan 25 hektare mengalami kerusakan sedang. “Setidaknya setiap ada gropyok tikus, setiap 2.000 meter  kami dapat 200 ekor [tikus],” ujar Jakiman kepada Harianjogja.com, Selasa (9/1/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Sudah empat tahun warga menggunakan inovasi dari Dinas Pertanian Bantul berupa TBS, diakui Jakiman penggunaan TBS mampu mengurangi populasi tikus sebesar 80%. Namun di tahun berikutnya setidaknya ada 1.114 anak tikus yang ditemukan. Jakiman juga mengaku TBS yang ada di Sedayu masih terbatas. “Baru bisa dua hektare yang dipasangi [TBS], dipakainya bergilir, tergantung wilayah mana yang parah [oleh hama tikus],” kata Jakiman.

Camat Sedayu Fauzan Muarifin mengatakan permasalahan hama tikus di Sedayu memang sangat sulit diatasi. Khususnya di Desa Argosari dan Argorejo. Rumah Burung Hantu (Rubuhan) pun belum efektif karena sedikit burung yang menetap di rubuhan. Terkait solusi pembasmi tikus, saat ini Kecamatan Sedayu merencanakan adanya penangkaran burung hantu sekaligus menjadikannya sebagai destinasi wisata. “Akan kami koordinasikan, komprehensif dengan dinas pertanian dan pariwisata,” ujar Fauzan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya