SOLOPOS.COM - Petani melakukan pengemposan tikus dalam gropyokan massal di areal persawahan di Dukuh Klaseman Kelurahan/Kecamatan Sukoharjo, beberapa waktu lalu. Upaya pembasmian tikus harus dilakukan serentak agar efektif. (JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Petani melakukan pengemposan tikus dalam gropyokan massal di areal persawahan di Dukuh Klaseman Kelurahan/Kecamatan Sukoharjo, beberapa waktu lalu. Upaya pembasmian tikus harus dilakukan serentak agar efektif. (JIBI/SOLOPOS/Triyono)

SUKOHARJO – Pembasmian hama tikus harus dilakukan secara serentak agar hasilnya juga maksimal. Selain itu, teknik pembasmian tikus juga harus fleksibel agar tepat sasaran.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Mojolaban, Sulistyo, mengatakan tikus adalah salah satu hama tanaman yang perlu mendapat penanganan khusus. Di Mojolaban, sebut dia, per September sekitar 389 hektare lahan sudah terkena serangan tikus ringan dan sudah bisa dikendalikan. Sedangkan sisanya, yakni 108 hektare sedang dalam proses pengendalian. “Sebenarnya sudah merata, tapi masih ringan,” ujar Sulistyo kepada Solopos.com, Senin (1/10/2012).

Ia mengatakan, pembasmian tidak bisa hanya mengandalkan racun. Pembasmian yang tepat sasaran adalah dengan cara fleksibel, kadang diracun, diumpan, digropyok maupun diempos. Lebih lanjut ia mengatakan pembasmian akan lebih baik lagi jika para petani sudah sepakat untuk tanam dan panen serentak, sehingga saat membasmi tikus bisa total. “Jadi kalau dilakukan gropyokan bukan hanya satu atau dua orang, tapi dilakukan bersama-sama,” ujarnya.

Ia menerangkan, tikus pada dasarnya memiliki lubang darurat yang hanya ditutup oleh dinding tanah tipis. Bila ada serangan dari manusia, maka diding tersebut dijebol tikus sebagai lubang alternatif. Karena itu dibutuhkan gropyokan secara serentak dari para petani supaya tikusnya tidak kabur. Ia menuturkan justru pas serangannya masih ringan, tikus harus dibasmi. Bila di sawah masih dijumpai ada lubang aktif yang ditandai dengan adanya jejak kaki tikus maupun kotoran tikus, maka secepatnya petani harus membasmi.

Cara paling efektif yakni dengan memberinya umpan antikoagulan, yakni umpan makanan yang telah dicampur dengan racun. “Tikusnya tidak langsung mati, tapi tikus itu akan sakit bila sudah tiga kali makan umpan. Jadi matinya pelan-pelan dua atau tiga hari setelah makan umpan dan tidak mati di luar lubang,” ungkapnya. Bila tikus yang diracun mati di luar lubang, maka tikus yang lain bisa lolos karena sifat tikus itu, sambung Sulistyo, niteni temannya yang mati. Ia menilai racun aktif yang djual di pasaran itu sebenarnya tidak bisa dijadikan umpan, sebab 2-3 jam setelah memakannya, tikus akan mati dan dipastikan tikus itu mati di luar lubang.

Untuk wilayah Kecamatan Mojolaban, serangan tikus terparah dialami oleh petani di Desa Tegalmade. Hal itu bisa terjadi karena di desa tersebut dilalui oleh rel kereta api. Di dalam pematang rel kereta api itu, kata dia, tikus berdiam diri. Terlebih lagi tidak banyak manusia yang bersliweran di dekat rel kereta api. “Kalau dibongkar juga tidak mungkin. Tapi kami sudah merekomendasikan pembasmian tikus menggunakan tiram,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya