SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Sekitar 600 hektare (ha) lahan pertanian di Kabupaten Klaten terpaksa diberakan karena petani frustasi menangani ganasnya wabah hama tikus.

Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Atok Susanto, mengatakan pemberaan lahan pertanian merupakan upaya terakhir untuk menangani hama tikus yang mengganas musim ini. Menurutnya, wabah hama tikus ini tidak hanya menyerang tanaman padi. Tanaman palawija seperti jagung dan cabai tidak luput dari serangan hama ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kalau diberakan, risikonya petani tak akan panen. Tapi mau bagaimana lagi. Setiap kita tanami lagi, pasti dilalap habis oleh tikus itu. Kalau ditanami lagi sama halnya berharap tikus itu tetap bercokol di lahan pertanian,” ungkap Atok kepada Solopos.com, Senin (11/2/2013).

Atok menjelaskan, wabah hama tikus menyerang sejumlah kecamatan di Klaten seperti Delanggu, Juwiring, Wonosari, Polanharjo, Karangdowo, Karanganom, Cawas, Ceper dan lain-lain. Namun, serangan hama tikus paling parah terjadi di Delanggu, Juwiring dan Wonosari.

Menurutnya, selama ini petani sudah intensif menggelar geropyokan tikus di lahan pertanian. Hasil perburuan tikus yang digelar selama ini sebenarnya tidak mengecewakan. Ratusan tikus berhasil ditangkap dan dimusnahkan dalam sekali geropyokan. Akan tetapi, dia mengakui, geropyokan itu seolah-olah tidak mampu mengurangi populasi binatang pengerat ini.

“Petani sudah frustasi menangani hama tikus. Mereka sudah pasrah. Serangan hama tikus yang merajalela ini adalah siklus empat tahunan. Biasanya setelah terjadi ledakan hama wereng, akan diikuti ledakan hama tikus di musim berikutnya,” papar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu ini.

Atok berharap Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Klaten memberi perhatian kepada petani yang gagal panen akibat serangan hama tikus ini. Dia menilai ledakan hama tikus ini merupakan bencana alam yang harus dicarikan solusi oleh Pemkab Klaten. Menurutnya, untuk memusnahkan hama tikus itu lahan pertanian harus dieradikasi.

“Kami berharap lahan pertanian yang sudah diberakan itu bisa dieradikasi. Syukur ada bantuan bibit unggul kepada petani,” tandas Atok.

Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten berencana mendirikan lokasi penangkaran burung hantu sebagai musuh alami hama tikus pada tahun ini. Mengganasnya serangan hama tikus dinilai sebagai akibat berkurangnya populasi musuh alami mereka yakni burung hantu.
“Kalau burung hantu ini dikembangbiakkan, hama tikus tidak akan merajalela. Dengan begitu, pengembangbiakan burung hantu itu sejalan dengan program percepatan swasembada beras yang digalakkan pemerintah pusat,” ujar Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya