SOLOPOS.COM - Ilustrasi gropyokan.(Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Petani di Kabupaten Sukoharjo resah dengan serangan hama tikus. Serangan binatang pengerat ini dikhawatirkan merusak tanaman padi.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto mangatakan menerima banyak laporan dari petani terkait serangan hama tikus. Sebab hingga kini serangan belum mereda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Serangan tikus ini mulai mengkhawatirkan. Takutnya merusak tanaman dan hasil panen tidak maksimal," kata dia kepada Solopos.com, Selasa (2/2/2021).

Baca jugaPenerima Kartu Tani Sukoharjo Meningkat 10.000 Orang, Ini Pemicunya

Ekspedisi Mudik 2024

Pihaknya telah meminta para petani untuk memperbanyak kegiatan gropyokan pemberantasan hama tikus secara bersama. Petani dilarang melakukan pemberantasan sendiri karena dinilai tidak efektif.

Gropyokan juga harus dilakukan dengan melibatkan petani di wilayah perbatasan agar maksimal dalam proses pemberantasannya. Selain itu mampu meminimalisir kerusakan tanaman padi.

“Kalau kerusakan sampai gagal panen belum ada, tapi serangan hama tikus memang membuat petani resah. Kalau dibiarkan dan tidak ada gropyokan maka tanaman padi bisa rusak berat. Jadi butuh kerjasama baik petani dan petugas terkait untuk mengendalikan hama ini,” lanjutnya.

Baca jugaGanjar Punya Program di Rumah Saja, Pemkab Klaten Gagas Gerakan "Jam Sanga Wes Ra Lunga"

Untuk menekan serangan hama tikus P3A Dam Colo Timur juga meminta petani memanfaatkan dengan menyebar hewan predator burung hantu. Beberapa wilayah sudah membuat rumah burung hantu (rubuhan). Predator alam burung hantu ini sangat penting dan membantu petani dan pengggunannya terus dilakukan di semua wilayah.

"Jadi tidak hanya gropyokan tikus saja. Namun antisipasinya juga menyebar burung hantu," katanya.

Serangan hama tikus kian merajalela saat musim penghujan. Binatang pengerat ini lebih cepat berkembang biak saat kondisi tanah lembap. Hewan pengerat ini menyerang pada malam hari.

Beberapa pekan lalu, lahan pertanian yang paling parah di wilayah Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Polokarto. Bahkan lahan pertanian di Desa Mulur seluas 172 hektare, yang diserang tikus sekitar 100 hektare.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya