SOLOPOS.COM - Ilustrasi kera liar(Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com WONOGIRI–Ratusan kera liar dan babi hutan menyerang lahan pertanian di Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah sejak dua tahun terakhir. Akibatnya, sekitar 50 persen lahan pertanian gagal panen dan petani merugi hingga Rp300 juta/tahun.

Informasi yang dihimpun solopos.com, Jumat (4/4/2014) menyebutkan ratusan kera liar dan babi hutan menyerang lahan pertanian seperti jagung dan singkong milik warga setempat. Serangan kera liar ke lahan pertanian terjadi sejak 2009 lalu. Mereka turun dari gunung lantaran persediaan makanan menipis.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Desa Ngambarsari, Fitri Hanany, mengatakan wilayah Desa Ngambarsari dikelilingi hutan lindung milik Perusahaan Umum Perusahaan Kehutanan Indonesia (Perum Perhutani). Sementara habitat kera liar berasal dari hutan lindung tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Apabila persediaan makanan di hutan mulai habis maka para kera liar menyerbu lahan pertanian milik warga. “Habibatnya di dalam hutan, intensitas serangan kera liar semakin meningkat sejak beberapa bulan lalu,” katanya kepada wartawan.

Biasanya, para kera liar memakan tanaman di lahan pertanian pada pagi-sore hari. Mereka bergerombol dan langsung menyikat habis tanaman pertanian seperti jagung dan singkong. Setelah memakan tanaman tersebut, para kera langsung kembali ke dalam hutan.

Alhasil, separo lebih lahan pertanian milik warga gagal panen. Akibatnya, para petani merugi hingga ratusan juta rupiah setiap tahun. “Lahan pertanian di Desa Ngambarsari seluas sekitar 750 hektare.
Sementara lahan pertanian yang gagal panen akibat serangan kera liar mencapai 50 persen,” beber dia.

Selama ini, para petani selalu menjaga lahan pertanian menjelang musim panen. Mereka bergiliran menjaga lahan pertanian lantaran khawatir dengan serangan kera liar. Sebenarnya, para petani telah berinisiatif mengusir kera-kera liat tersebut agar kembali ke dalam hutan. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil malah serangan kera liar semakin mengganas.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Wonogiri, Sri Jarwadi menyatakan pihaknya telah menyosialisasikan beberapa cara mengusir kera liar. Misalnya dengan memberi kotoran ayam atau memasang jaring yang tinggi di sekeliling lahan pertanian.

Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng) untuk mendatangkan pawang kera. Pawang tersebut mempunyai keahlian khusus menangkap kera liar. “Dalam waktu dekat, kami bersama Perum Perhutani akan menanam bibit tanaman yang menjadi makanan para kera liar di dalam hutan. Sehingga kera-kera liar itu tak lagi menyerang lahan pertanian milik warga,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya