SOLOPOS.COM - Lambang Nahdlatul Ulama (NU). (www.maarif-nu.or.id)

Ilustrasi (www.maarif-nu.or.id)

SEMARANG – Kegiatan halaqah kiai Nahdlatul Ulama (NU) se-Jateng di Pondok Pesantren (ponpes) Al Ishlah, Mangkang Kulon, Kota Semarang, Kamis (16/2/2012), disesalkan kalangan kader NU yang ada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Wakil Ketua DPW PPP Jateng, Istajib, mengatakan kegiatan halaqah (pertemuan) yang digelar Pengurus Wilayah (PW) NU Jateng bernuasa politik karena mengarahkan warga NU mendukung salah satu partai tertentu. ”Kami atas nama warga NU di PPP merasa kecewa terhadap Ketua PWNU Jateng (Muh Adnan-red) yang tak netral,” katanya dalam pernyaaan sikap kepada wartawan di Semarang.

Pernyataan sikap warga ini didukung Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU) Kabupaten Magelang, H Yahya Haryoko, Wakil Ketua Fatayat NU Jateng, Inna Hadianala, mantan Ketua Fatayat NU Jateng, Hj Elfi Zuhroh Kasmawati, dan Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jateng, Maman Abdulrohman.

Semestinya, lanjut Istajib, Ketua PWNU Jateng memegang teguh khitah NU yang lagi tak terlibat dalam politik praktis sehingga menjaga netralitas kepada semua partai. ”Kalau Pak Adnan ingin berpolitik praktis, kami menyarankan melepaskan jabatan sebagai Ketua PWNU Jateng. Silahkan masuk ke parpol yang disukai,” tandas anggota DPRD Jateng ini.

Langkah PWNU Jateng menggelar halaqah bertema NU, PKB, dan Bangsa, sambung Istajib, telah membuat bingung warga nahdliyin dan pengurus NU lainnya yang sudah tumbuh kesadarannya untuk mempertahankan semangat khitah. Menurutnya, Rois Am PB NU KH MA Sahal Mahfudh dan Rois Syuriah NU Jateng Tengah KH A’wany sangat kecewa atas kegiatan halaqah tersebut. ”Sebagai kader NU di PPP, kami siap menjaga khitah sebagaimana keputusan Muktamar NU dan nasehat para ulama sepuh. Bila kami salah dalam mengawal khitah siap dikoreksi,” katanya.

Terpisah, kepada puluhan kiai yang mengadiri halaqah, Ketua PWNU Jateng, Muh Adnan berharap PKB dapat membawa aspirasi warga NU tak hanya ditingkat struktural, tapi keseluruhan. ”Untuk itu NU harus dilibatkan dalam penyusunan kepengurusan PKB dari tingkat pusat sampai daerah,” tandas dia.

Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua PWNU Jateng, Abu Hapsin, menegaskan warga NU sebagai pemilik saham 100% PKB harus mendukung partai tersebut. Pasalnya kalau mendukung ke partai lain, misalnya PDIP atau PKS sangat tak mungkin karena sebagian besar anggotanya bukan warga NU.

”Secara organisasi sesuai khitah NU tak terlibat politik praktis, tapi kalau mendukung PKB sebagai sayap politik NU sudah selayaknya,” ujar dia. Dia menambahkan NU sebagai jamiah tak bisa lepas dari kekuasaan, sehingga perlu berpolitik, tapi bukan politik untuk memperebutkan kekuasaan. ”Politik NU bukan demi kekuasaan, tapi demi kebangsaan dan kerakyatan,” ujar Abu Hapsin.

JIBI/SOLOPOS/Insetyonoto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya