Solopos.com, SOLO – Gelaran Piala Presiden sebagai turnamen pramusim di Indonesia cukup menarik perhatian. Namun untuk edisi musim depan belum juga ditentukan tanggal mulainya.
Rupanya, pantia penyelenggara masih berkoordinasi dengan banyak pihak agar pelaksanaan edisi kelima bisa berjalan dengan sukses. Piala Presiden sendiri sudah bergulir selama empat kali yaitu pada 2015, 2017, 2018, dan 2019.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Steering Committee (SC) Piala Presiden Sepak Bola, Maruarar Sirait, saat ditemui wartawan di Solo, Minggu (24/11/2019) mengatakan pekan depan dirinya akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas masalah tersebut.
“Nanti akan kami konsultasikan ke Presiden, sekarang beliau di Korea Selatan. Pekan depan ada rencana bertemu beliau. Saya laporkan dulu ke Presiden, beliau yang putuskan,” ujarnya kepada awak media.
Lelaki yang akrab disapa Ara itu mengatakan saat ini sudah ada penawaran senilai Rp43 miliar dari stasiun televisi yang ingin mendapatkan hak siar. Namun, pihaknya belum mengiyakan tawaran itu.
Ara juga akan berkoordinasi dengan Ketum PSSI Mochamad Iriawan sebelum pelaksanaan turnamen. Hal itu untuk menghormati PSSI sebagai induk olahraga sepak bola. “Semua pihak kami ajak bicara. Karena ini ada ekosistem. Jadi kepada Presiden, PSSI, klub, sponsor, televisi, media massa,” terangnya.
Ditanya wartawan apakah Stadion Manahan Solo bakal menjadi salah satu venue pertandingan, Ara belum bisa menjawabnya. Sebagai ketua SC Piala Presiden selama empat kali, ia menitikberatkan kualitas pelaksanaan.
“Quality control itu tidak mudah. Keamanan terjaga, tidak ada pengaturan skor, tidak gunakan uang negara. Kami lagi bikin buku Piala Presiden, bagaimana pengelolaannya. Banyak cerita di luar stadion. Banyak hal kami sharing,” tutur politikus PDIP tersebut.
Namun, ia mengakui sudah melihat Stadion Manahan secara langsung hari itu. Menurutnya, berbagai fasilitas stadion sudah bagus seperti rumput, layar skor, tempat duduk penonton, hingga kamar mandi.
“Yang penting adalah perawatan dan pemeliharaan. Jangan hanya bisa membangun stadion yang megah, tetapi juga bisa memelihara dan merawat. Lebih jauh lagi bisa mengelola. Saya pikir ini jadi satu kawasan luar biasa di Solo untuk olahraga, seni budaya, [kegiatan] pemuda, hingga ekonomi kerakyatan. Beruntung rakyat Solo ini,” paparnya.