SOLOPOS.COM - Jemaah calon haji (JIBI/Solopos/Antara)

Haji 2016 akan dibekali dengan gelang GPS.

Solopos.com, JAKARTA – Pada haji 1437H/2016M Kementerian Agama akan melakukan uji coba (try out) gelang jemaah haji berbasis Global Positioning System (GPS). Langkah dan terobosan strategis ini terinspirasi dari tragedi di Mina musim haji tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hanya saja kita belum bisa menerapkannya pada semua jemaah, karena ini sifatnya uji coba dan biayanya juga tidak murah. Kami akan khususkan tahun ini bagi jemaah lanjut usia (lansia),” demikian dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Selasa (16/2/2016) kemarin.

Dijelaskan Menag, alasan prioritas uji coba gelang berbasis GPS bagi lansia, karena jemaaah di usia ini potensi untuk tersesat lebih besar sehingga butuh pengamatan yang lebih seksama.

“Uji coba ini dilakukan untuk melihat alat ini bekerjanya seperti apa. Simulasi di Tanah Air oleh beberapa vendor sudah dilakukan dan relatif tidak ada kendala, tapi tentu berbeda bila diaplikasikan di Tanah Suci dengan jumlah jemaah yang banyak,” jelas Menag seperti dikutip diberitakan Kemenag.go.id, Rabu (17/2/2016).

Selain uji coba gelang GPS bagi jemaah lansia, pembenahan lain menyangkut pelayanan haji tahun ini adalah dengan pembinaan jemaah haji. Dikatakan Menag, manasik haji tahun untuk tahun ini akan ditingkatkan kuantitasnya menjadi sepuluh kali manasik. Tujuh kali dilakukan di tingkat Kecamatan oleh masing-masing Kantor Urusan Agama dan tiga kali di tingkat Kabupaten/Kota.

“Ini tuntutan jemaah haji yang ingin memperbanyak porsi pembinaan manasik haji,” terang Menag.

Selain itu, Kementerian Agama juga sedang berpikir keras untuk melibatkan para pembimbing haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sehingga kualitas manasik hajinya lebih baik. “Ini yang sedang kami gagas,” tandas Menag.

Hal lain yang menjadi gagasan penting peningkatan kualitas layanan haji yaitu agar bagaimana yang gagal berangkat haji karena meningggal dunia atau karena sakit keras, atau karena hal lain, yang menggantikan dirinya bisa ditentukan sendiri.

Menurut Menag, gagasan ini dilakukan untuk memberikan semacam keadilan, meski diakuinya ini tidak mudah. Tapi, ujar Menag,  mereka akan mencoba bagaimana simulasinya, misalnya ahli warisnya yang menggantikan.

“Mekanisme penggantiannya sedang kami atur dan kita dalami. Jadi ini beberapa pembenahan ke arah kualitas penyelenggaraan haji terus kami lakukan,” tutur Menag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya