SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedatangan jemaah haji (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SURABAYA — Seorang haji dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Tasmi'an bin Rasiman Siru, dinyatakan sebagai suspect pengidap corona virus. Dugaan itu muncul karena saat ia diperika dengan thermal scanner, suhu tubuhnya diketahui di atas 38 derajat Celsius.

"Warga Bojonegoro yang tergabung dalam Kloter VII itu datang di Asrama Haji Debarkasi Surabaya pada Rabu (23/10/2013) pukul 21.35 WIB," kata Kepala Humas Kanwil Kemenag Jatim H Fatchul Arief di Surabaya, Kamis (24/10/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menjelaskan kecurigaan itu bermula dari dugaan saat jemaah haji dari Kloter VII itu masuk Hall Mina dan ratusan orang itu pun satu per satu menjalani pemeriksaan dengan alat deteksi suhu. Pada saat itulah terdeteksi seorang haji yang diduga mengidap corona virus tersebut.

"Setelah terdeteksi, maka haji asal Bojonegoro itu langsung dilarikan ke RSUD dr Soetomo Surabaya guna mendapatkan perawatan secara intensif. Perkembangan terakhir belum kami ketahui, karena kami belum mendapat laporan dari pihak RSUD dr Soetomo," katanya.

Informasi dari petugas kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya menyebutkan suhu normal seseorang di bawah 38 derajat Celsius, maka apabila terdeteksi di atas 38 derajat Celsius maka patut diduga terpapar corona virus.

Dari Madinah, pada hari yang sama, aparatur penyelenggara ibadah haji menegaskan tidak adanya anggota jemaah haji dari Indonesia maupun negara lain yang terdeteksi mengidap virus korona selama pelaksanaan ibadah haji 1434 Hijriah. Hal itu ditegaskan Ketua Tim Wasdal Kesehatan Haji dr Tjandra Yoga Aditama.

"Tidak ada jemaah yang terkena virus korona, sehingga status suspect yang diberikan kepada seorang jemaah di Surabaya hanya merupakan tindakan kehati-hatian saja," katanya terkait dengan adanya seorang jemaah asal Bojonegoro yang dinyatakan suspect corona virus itu.

Ia menjelaskan, memang ada prosedur untuk mendeteksi virus korona di debarkasi seperti adanya alat scanner thermal yang mendeteksi anggota jemaah dengan suhu badan di atas 38 derajat Celsius, serta jemaah yang mempunyai gejala demam dan batuk. "Jadi jemaah yang masuk rumah sakit dengan gejala itu belum tentu suspect korona," katanya yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya