SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah haji (JIBI/Harian Jogja/Antara/Fitri Supratiwi)

Solopos.com, SEMARANG — Cukup banyak calon jemaah haji (calhaj) asal Jateng telah menjadi korban pencopetan saat berada di Madinah dan Mekah, Arab Saudi.

Anggota Tim Pemantau Peningkatan Pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Haji (TP4H) Jateng, Dwi Yasmanto, mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan jamaah yang kehilangan uang dan barang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sudah ada 23 calhaj yang melaporkan kepada petugas haji telah kehilangan uang dan barang mereka,” katanya melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada wartawan di Semarang, Minggu (6/10/2013).

Dwi yang sekarang berada di Mekah, menyatakan lokasi kehilangan antara lain, di kamar jamaah, halaman Masjid Nabawi, Madinah, Masjidil Haram, Mekah, serta dalam perjalanan dari Jeddah menuju Madinah.

Menurut dia, dari laporan para calhaj, modus operandi para pelaku pencurian dengan menyaru sebagai petugas haji Arab yang melakukan penggledehan isi tas jamaah.

”Ada pula pelaku yang merogoh tas milik jamaah saat berdesak-desakan,” ujar anggota Komisi E DPRD Jateng dari Fraksi Gerindra ini.

Dia menambahkan calhaj yang kehilangan uang akan mendapatkan penggantian dari Pemprov Jateng maksimal senilai Rp1,5 juta.

”Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jateng telah mengalokasikan dana senilai Rp300 juta untuk penggantian uang jamaah haji yang kecopetan selama menjalankan ibadah haji,” paparnya.

Dwi lebih lanjut menyatakan, pihaknya juga menerima laporan keresahan para calhaj asal Jateng dengan ulah calo yang menawarkan jasa mencium hajar aswad di Masjidil Haram.

Para calo baik laki dan perempuan bekerja secara kelompok dan beraksi di sekitar Ka’bah. Mereka menawarkan jasa kepada jamaah bisa membantu mencium hajar aswad.

Setelah mendapatkan sasaran, para calo meminta imbalan sangat mahal, mencapi 100 riyal atau setara Rp310.000.
“Kami meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Agama supaya mendesak Pemerintah Arab Saudi mengambil tindakan terhadap para calo di sekitar hajar aswad yang meresahkan jamaah ini,” ungkapnya.

Menanggapi banyaknya calhaj Jateng yang kehilangan uang dan barang, Ketua Komisi E DPRD Jateng AS Sukawijaya, menyarankan supaya dalam pelaksanaan ibadah haji ke depan Pemprov Jateng mengubah cara pembayaran living cost jamaah.
“Pembayaran living cost tidak dilakukan sekaligus kepada jamaah saat berada di Asrama Haji Donohudan, tapi dibagi dalam beberapa tahap,” kata dia menyarankan.

Selain itu, imbuh dia, para calgah dibekali dengan rompi dengan kantung di dalam, sehingga tidak mungkin dicopet. “Rompi ini sekaligus sebagai identitas jamaah asal Jateng,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya