SOLOPOS.COM - Silaturahmi Wedding Klaten menggelar sosialisasi dan simulasi resepsi pernikahan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Gedung Wongso Menggolo, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Klaten, Selasa (8/9/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Hajatan di Klaten mulai ramai seiring sudah banyaknya permintaan. Bahkan, di saat pelaku bisnis lain mengurangi tenaga kerja, vendor pernikahan di Klaten justru menambah tenaga kerja.

Sementara itu, pelaku usaha penyelenggara hajatan di Klaten mulai menerapkan perilaku baru selama hajatan. Salah satunya, jika menggelar hajatan dengan hiburan musik, tamu dilarang bernyanyi alias menyumbang lagu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aturan baru ini untuk mencegah ada penularan Covid-19 melalui media mikrofon saat bernyanyi. Selain larangan menyumbang lagi, penyelenggara hajatan juga dilarang menghadirkan hiburan yang mengundang orang berkerumun. Ketua I Paguyuban Silaturahmi Wedding Klaten, Hardiyanto, mengatakan sebenarnya hiburan saat hajatan diperbolehkan, asalkan tetap penerapkan protokol kesehatan.

PNS Sragen Ubah Gaya Salaman Demi Tetap Aman di Masa Pandemi

“Hiburan tidak ada masalah selama sesuai dengan protokol kesehatan. Pertama tamu tidak boleh nyumbang lagu. Tidak diperbolehkan musik yang mengundang orang joget. Musiknya yang kalem, top 40, pop. [Dangdut koplo tidak boleh] kalau pada kumpul di depan panggung, akhirnya protokolnya bubar. Itu pasti oleh Satgas Covid-19 diberhentikan [hajatannya],” jelas Hardiyanto saat menjadi narasumber dalam live Instragram @koransolopos, Jumat (16/10/2020).

Hardiyanto yang juga Pemilik Katering Prima Boga itu menambahkan penggunaan mikrofon saat hajatan di Klaten memang sangat menjadi perhatian. Penyelenggara hajatan atau vendor harus memastikan satu mikrofon digunakan hanya oleh satu orang.

“MC pas ngomong memang [masker dibuka]. Mic yang digunakan MC tidak boleh dipakai orang lain. Apabila ada mic yang harus dipakai bergantian kita pasang cover. Ganti orang ganti cover,” ujar dia.

Sukoharjo Zona Merah, EA dan Joswi Bersalaman Tanpa Sarung Tangan dengan Masyarakat

Tanggal Cantik

Hardiyanto mengakui saat ini kegiatan hajatan di Klaten mulai banyak. Bahkan dia mengaku kerepotan melayani banyaknya permintaan, terutama pada akhir pekan di tanggal cantik. Misalnya, pada tanggal 10 Okotber 2020 lalu.

Akibatnya, di saat pelaku bisnis lainnya memangkas tenaga kerja, dirinya justru menambah tenaga kerja. Hal itu dilakukan karena kebutuhan tenaga kerja lebih banyak di hajatan yang menerapkan protokol kesehatan.

Sebagai gambaran untuk meja hidangan di hajatan di Klaten dengan prasmanan, dia harus mengatur minimal 2-3 karyawan berjaga di meja tersebut. Hal itu karena ada tambahan tenaga yang khusus melayani tamu hajatan.

IAIN Surakarta Menjadi UIN Tinggal Tunggu Presiden Jokowi

“Jadi nasi yang biasanya ambil sendiri, ini ada orang atau petugas yang mengambilkan. Mau nambah ya silakan, tetap diambilkan. Jadi di saat pandemi ini, kami malah menambah tenaga,” kata Hardiyanto.

Dia berharap masyarakat Klaten yang akan mengadakan hajatan tidak ragu lagi karena penyelenggara sudah mempersiapkan diri untuk melayani dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dia pun mengajak masyarakat untuk sama-sama mematuhi anjuran Satgas Penanganan Covid-19 untuk menerapkan 3 M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya