SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berdoa di pusara Ahmad Syafii Maarif di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah, Donomulyo, Nanggulan, Kulonprogo, DI Yogyakarta. (muhammadiyah.or.id)

Solopos.com, YOGYAKARTA—Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 1998-2005, Ahmad Syafii Maarif, wafat, Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.

Guru bangsa yang biasa dipanggil Buya Syafii Maarif itu dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Donomulyo, Nanggulan, Kulonprogo.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Sebelumnya jenazah Buya Syafii Maarif disemayamkan dan disalatkan di Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Presiden Joko Widodo hadir memberikan penghormatan terakhir dan melepas jenazah untuk dimakamkan.

Baca Juga: Romo Santo Kenang Buya Syafii Ngonthel ke Gereja Usai Diserang Teroris

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mencintai Buya Syafii Maarif. Haedar mengatakan Buya Syafii Maarif hampir satu bulan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Syafii Maarif sempat kembali ke rumah, namun kemudian kembali dibawa ke rumah sakit dua pekan lalu karena mengeluhkan sesak napas.

Saat menjelang akhir hidupnya, Buya Syafii Maarif selalu berpesan kepada Haedar agar menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah dan keutuhan umat.

“Rasa kehilangan dan duka atas wafatnya ayahanda kami Buya Syafii Maarif. Saya menemani beliau hingga mengembuskan napas terakhir menghadap Allah SWT, menjadi saksi bahwa beliau dipanggil Allah. Pesan beliau jaga keutuhan bangsa, Muhammadiyah, dan umat,” tutur Haedar seperti dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Baca Juga: Syafii Maarif Wafat, Sekum Muhammadiyah: Jangan Kirim Karangan Bunga

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang hadir di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah mengatakan bangsa Indonesia dan dunia Islam kehilangan atas wafatnya guru bangsa Buya Syafii Maarif.

Menurut Muhadjir, pemikiran dan keteladanan Buya Syafii sudah mencapai derajat tertinggi bagi seseorang yang sudah selesai dengan dirinya, yaitu kemanusiaan universal. Salah satu indikatornya adalah laku zuhud.

“Buya orangnya easy going, bersahaja, dan pemikirannya melampaui sekat-sekat yang membatasi hubungan kemanusiaan. Beliau ini kalau saya boleh katakan tingkatannya sudah berada di level tertinggi dalam pemikiran dan contoh teladan. Beliau sudah tidak membedakan siapa-siapa,” ujar Muhadjir.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa, Teladan Kesederhanaan

Buya Syafii Maarif lahir di Sumpur Kudus, Sumatra Barat, pada 31 Mei 1935. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sederhana di perkampungan.

Syafii Maarif merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah pada 2000-2005. Sebelumnya Syafii Maarif meneruskan jabatan Amien Rais pada 1998-2000 yang terjun ke politik menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya