SOLOPOS.COM - Perancang busana Anne Avantie didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Boyolali, Mulyono Santoso (kiri) saat sesi wawancara dengan wartawan sebelum acara Boyolali Fashion Festival, Senin (19/12/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Perancang busana kenamaan Indonesia, Anne Avantie, hadir dalam Boyolali Fashion Festival.

Solopos.com, BOYOLALI — Perancang busana kenamaan Indonesia, Anne Avantie, hadir dalam Boyolali Fashion Festival, Selasa (20/12/2016). Dalam acara yang digelar di Balai Sidang Mahesa itu, Anne Avantie memberikan motivasi kepada pebisnis fashion bahwa kesuksesan bukan hadiah yang turun dari langit.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pebisnis fashion Boyolali tidak hanya menikmati karya Anne Avantie yang bertema Jangi Janger tetapi juga menyerap ilmu dari seorang Anne. “Saya berharap dari ajang ini ke depannya ada karya fashion dari Boyolali yang bisa mendunia,” ujar Anne.

Ekspedisi Mudik 2024

Anne juga mengatakan potensi industri fashion yang berkembang di daerah harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Hal ini mengingat fashion merupakan bagian dari industri kreatif.

Berdasarkan data di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif [Kemenparekraf], fashion adalah bagian industri kreatif yang mampu menyerap sumber daya manusia terbesar, selain kerajinan dan aktivitas seni lainnya. “Kalau industri fashion bermasalah akan terjadi pengangguran dalam jumlah besar, tapi kalau dikembangkan dengan baik akan menjadi energi positif bagi daerah tersebut,” kata Anne dalam sesi jumpa pers terkait event Boyolali Fashion Festival di Pendapa Alit Rumdin Bupati Boyolali, Senin (19/12/2016) malam.

Menurut Anne, pemerintah daerah harus bisa menangkap potensi dan peluang di masyarakat terutama pelaku usaha kecil menengah (UKM) agar bisa naik kelas, punya mata rantai bisnis, bisa berkembang, dan membuka lapangan kerja di daerah masing-masing.

Anne mencontohkan kesuksesan pengrajin keripik pisang asal Sidoarjo. Si pengrajin membagikan lima benih kepada warga di desanya. Hasilnya dia beli semuanya, kulit pisang dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi yang menghasilkan susu dan berhasil menembus pasar ekspor, sedangkan batang pohon pisang diolah menjadi tas. “Jika di Boyolali ada orang kreatif seperti ini dampaknya akan luar biasa.”

Anne melihat potensi fashion di Boyolali cukup besar apalagi Boyolali punya batik dan kebaya serta memiliki desainer-desainer lokal berbakat. Namun, pemerintah daerah perlu merangsang dengan mendatangkan banyak guest star atau tokoh-tokoh inspiratif yang bisa membangun imajinasi sehingga bisa menjadi motivator bagi para desainer lokal.

“Boyolali masih butuh energi, terutama dari tokoh-tokoh inspiratif. Jangan sampai potensi yang dimiliki Boyolali redup. Selain itu, potensi lokal juga harus digosok terus dimulai dari kelompok-kelompok kecil,” kata Anne.

Kelompok-kelompok kecil ini harus diberdayakan secara merata agar memberikan dampak ekonomi yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya