SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Bisnis/Dok SKK Migas)

Solopos.com, ABU DHABI — Pemerintah Indonesia kembali mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor energi, terutama gas, mengingat pasar gas domestik maupun ekspor masih sangat besar.

Indonesia memiliki potensi hidrokarbon yang sangat besar, di mana saat ini terdapat 168 cekungan baru, dan dari jumlah tersebut, baru 20 cekungan yang berproduksi.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Potensi ini menunjukkan Indonesia punya cadangan gas yang sangat besar sebagai sumber energi transisi menuju net zero carbon pada 2060. Oleh karena itu, kami mengundang investor untuk mengembangkan dan memproduksi cadangan gas tersebut untuk memenuhi kebutuhan gas ke depan,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, saat menjadi pembicara sesi Strategic Panel bertajuk ‘Gas and LNG: bridging to the future’ yang menjadi bagian event Abu Dhabi International Petroleum and Conference (ADIPEC) 2022, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pembicara lain yakni CEO ADNOC LNG, Fatema Al Nuaimi; Managing Director & CEO Petronet LNG Limited, Akhsay Kumar Singh; CEO Technip Energies, Arnaud Pieton; dan Chairman & CEO JOGMEC, Tetsuhiro Hosono.

Dwi menjelaskan, Indonesia mendukung kebijakan emisi nol karbon (net zero emission) di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional. Saat ini Indonesia sedang melakukan transisi energi, antara lain dengan mengganti secara bertahap penggunaan sumber energi pembangkit listrik dari batubara ke gas.

Baca Juga: Penerimaan Negara dari Hulu Migas Tembus Rp215,9 Triliun

Di sisi lain, Indonesia tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan akan gas terutama gas alam cair (LNG), baik untuk domestik maupun ekspor. Ditegaskan, sebagai negara produsen gas alam, Indonesia telah lama menjadi eksportir LNG. Meskipun penggunaan gas domestik akan meningkat, Indonesia tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

“Kami memiliki hubungan yang baik dengan para buyer. Hubungan baik tersebut kami jaga dengan memenuhi komitmen pasokan gas untuk ekspor,” ujarnya dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Dalam kesempatan itu, Dwi kembali menyatakan bahwa Indonesia telah menargetkan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Khusus untuk gas, pada tahun 2030 Indonesia akan meningkatkan produksi dua kali lipat dari saat ini, yang berada di level 6 BSCFD.

ADIPEC 2022 yang diadakan mulai 31 Oktober sampai 3 November 2022 dihadiri oleh para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di bidang energi, inovator dan perusahaan energi di seluruh dunia. Sebanyak pavilion 28 negara, 2.200 perusahaan termasuk di antaranya 54 perusahaan migas nasional dan internasional, serta 150.000 profesional bidang energi ambil bagian di event ini.

Baca Juga: Cetak SDM Unggul Bidang Hulu Migas, Ini yang Dilakukan PHE dan STP

Kualitas Standar Internasional

Indonesia kembali berpartisipasi di forum ADIPEC, yang diwakili oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas. Indonesia Pavilion menghadirkan sembilan perusahaan penunjang industri migas dalam negeri binaan Pertamina yang dinilai mampu menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas standar internasional.

Kesembilan pabrikan tersebut yakni Pertamina Patra Niaga, Starborn Chemical, Fajar Benua Grup, Molden Patra Sejahtera, Teknologi Rekayasa Katup, Daeshin Flange Fitting Industri, Krakatau Steel, Citra Tubindo Tbk, Bukit Baja Nusantara.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi selaku Ketua Tim Indonesia Pavilion ADIPEC 2022 mengatakan, selama dua hari pertama eksibisi, pihaknya mendatangi booth perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi migas dunia seperti British Petroleum, ENI, dan Mubadala guna memperkenalkan sembilan pabrikan dalam negeri tersebut.

Baca Juga: Buka CEO Forum SKK Migas, Menteri ESDM Apresiasi Kontribusi Hulu Migas

“Selain itu, dalam rangkaian acara di Indonesia Pavilion, masing-masing perwakilan dari pabrikan dalam negeri mengisi sesi presentasi yang dihadiri para peserta forum. Ini menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan produk dan layanan yang mereka miliki di hadapan audiens ADIPEC,” katanya.

Sejauh ini, lanjut Erwin, Indonesia Pavilion tercatat sudah dikunjungi oleh 4.395 peserta eksibisi.

Direktur Utama PT Citra Tubindo Tbk, Fajar Wahyudi mengatakan, bergabung dalam Indonesia Pavilion mempermudah sekaligus memperkuat posisi perusahaan untuk memperkenalkan produk sekaligus menjalin jaringan bisnis baru terhadap pelaku industri berskala international.

Sementara itu, Chief Strategic Officer PT Fajar Benua Indopack, Pande Kadek Yuda Bakti menyampaikan keterlibatan perusahaannya di Indonesia Pavilion ADIPEC 2022 memberikan peluang baru yang menjanjikan. “Bahkan ada beberapa pihak yang sudah berbicara serius untuk bekerjasama di Arab Saudi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya